EMERGENCY DISLOKASI
TEMPOROMANDIBULAR JOINT
Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) merupakan kondisi dimana processus condilaris mandibula bergeser dari fossa glenoidalis dan tidak dapat kembali ke posisi semula secara langsung. Dislokasi TMJ yang tidak segera ditangani dapat menjadi semakin parah bahkan hingga terjadi deformitas dan disabilitas.1
Apa penyebab terjadinya dislokasi TMJ?3
- Ketidakseimbangan fungsi neuromuskular
- Menurunnya ketinggian eminensia articularis
- Perubahan morfologi fossa glenoidal, arcus zygomatic, dan fossa squamotimpanika
- Umur dan perubahan susunan gigi
- Membuka mulut lebar dalam waktu yang lama
- Medikasi antipsikotik
Apa saja tanda dan gejala dislokasi TMJ?1,3
- Tidak mampu menutup mulut
- Deviasi rahang ke sisi kontralateral
- Depresi preauricular (karena fossa kosong) pada sisi ipsilateral
- Salivasi berlebihan
- Spasme otot pengunyahan
- Nyeri hebat pada TMJ
Perlu diperhatikan, gerakan translasi condilus ke anterior eminensia artikularis tanpa disertai nyeri dan disfungsi dikategorikan sebagai gerakan normal.
Bagaimana klasifikasi dislokasi TMJ?
Menurut durasi terjadinya, dislokasi TMJ dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Dislokasi akut
Dislokasi terjadi spontan akibat gangguan koordinasi neuromuskular otot-otot pengunyahan. Hal itu dapat dipicu oleh trauma, kejang, atau membuka mulut secara lebar dalam waktu terlalu lama. 1
2. Dislokasi rekuren
Dislokasi terjadi secara periodik yang muncul ketika aktivitas sehari-hari sedang berlangsung. Dislokasi jenis ini dapat menyebabkan gangguan pengunyahan dan penurunan kualitas hidup.1
3. Dislokasi kronis
Dislokasi kronis yang terjadi akibat dislokasi akut tidak ditangani dengan baik. Secara histologis, dislokasi kronis ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi pasca penurunan respon inflamasi akut.1
Ke arah mana pergerakan condilus pada kasus dislokasi TMJ?1
- Anterior-superior: Condilus bergerak ke plat pregenoidalis
- Superior: Condilus bergerak ke fossa cranii media
- Superior-lateral: Condilus bergerak ke fossa temporalis
- Posterior: Condilus bergerak ke canalis auditorius external
Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan?
Diagnosis dislokasi TMJ ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. Namun, diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya dari pemeriksaan penunjang. Pemilihan metode pemeriksaan penunjang dipengaruhi beberapa faktor, seperti ketersediaan fasilitas, biaya pemeriksaan, subjektivitas pasien, dan kebutuhan klinis (jenis kasus dislokasi). Berikut ini adalah alternatif pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan dislokasi TMJ:
1. Radiografi konvensional
Dapat digunakan radiografi transcranial, lateral oblique, reverse Towne, posterior-anterior, dan skull projection untuk mengamati posisi ramus mandibula dan processus condylaris.1
2. Radiografi Panoramik
Dapat digunakan untuk mengamati struktur tulang TMJ. Keuntungannya adalah cepat, biaya terjangkau, dan mudah aksesnya. Namun, struktur tulang dapat terlihat superimposed pada radiograf.1
3. Computed Tomography (CT)
CT dapat mengamati tulang mandibula, wajah bagian tengah, dan basis cranium dengan lebih baik daripada radiografi. Pada kasus trauma, pemeriksaan CT wajib untuk dilakukan.1
4. Magnitude Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan TMJ dengan MRI dapat mengamati jaringan lunak seperti diskus artikularis, capsula, maupun otot di sekitar TMJ.1
Bagaimana tatalaksana dislokasi TMJ?
Dislokasi akut dapat dilakukan reposisi dengan reduksi manual sebelum spasme otot bertambah parah. Di sisi lain, penatalaksanaan dislokasi kronis dan rekuren memerlukan prosedur bedah dan non bedah lainnya.1,3 Berikut ini merupakan beberapa teknik reduksi manual untuk dislokasi TMJ akut:
1. Metode Hippocratic
Tempatkan kedua ibu jari operator yang telah dibalut kassa pada oklusal gigi posterior mandibula pasien sedangkan jari-jari yang lain berada di bawah dagu. Tekan ke bawah untuk menurunkan posisi kondilus pada eminensia artikularis. Selanjutnya, dorong ke posterior melewati eminensia hingga mencapai posisi normal pada fossa glenoidalis. 1
2. Reduksi Wrist Pivot
Tempatkan jari tangan operator pada permukaan oklusal gigi molar mandibula pasien, sedangkan kedua ibu jari pada puncak dagu. Reduksi dilakukan dengan memberikan tekanan ke bawah melalui jari-jari, sedangkan ibu jari menumpu dengan memberi gaya tekan ke atas. Gerakan tersebut menimbulkan “outward rotation” sehingga diharapkan condilus bergerak turun kemudian ke arah posterior melewati eminensia articularis.1
3. Reduksi Extraoral
Dislokasi kondilus ke arah anterosuperior akan menimbulkan penonjolan ekstraoral yang teraba dari ramus anterior dan processus coronoid. Pada sisi yang terkena cedera, operator menempatkan ibu jari di anterior processus coronoid sedangkan jari yang lain berada di sekeliling processus mastoideus. Pada sisi kontralateral, ibu jari operator bertumpu pada processus zygomaticus sedangkan jari yang lainnya berada di angulus mandibula. Reduksi dilakukan dengan menekan ibu jari pada sisi yang cedera dengan tekanan konstan, dan secara bersamaan menarik angulus mandibula ke anterior pada sisi kontralateral.1
4. Garg reflex
Stimulasi garg reflex dapat dilakukan dengan menyentuhkan instrumen ke palatum mole atau dinding faring. Refleks muntah dapat merelaksasi spasme otot elevator dan secara simultan juga merelaksasi otot depresor sehingga reduksi dapat tercapai.1
5. Anestesi Lokal
Pada dislokasi dengan durasi yang lama, mandibula sering tidak merespon dengan reduksi manual. Nyeri juga semakin meningkat karena spasme otot mastikasi semakin kuat. Agen anestesi lokal dapat diaplikasikan pada nervus Auriculotemporalis untuk mengurangi nyeri.1,4
Pasca reduksi sendi temporomandibular, perlu dilakukan immobilisasi selama 7 hari untuk mencegah terjadinya re-dislokasi condilus. Imobilisasi juga bertujuan untuk memberikan waktu pemulihan bagi komponen TMJ seperti kapsula dan ligamen. Imobilisasi dapat dilakukan dengan bandage atau fiksasi maxillomandibular dengan Erich arch bars atau IMF screw jika perlu.1
Cek lebih lengkap melalui referensi berikut ini ya:
- Matthews NS. Dislocation of the Temporomandibular Joint. 1st Ed. Switzerland: Springer. 2018. pp: 1-4, 35, 45-48
- Forshaw RJ. Reduction of temporomandibular joint dislocation: an ancient technique that has stood the test of time. British dental journal. 2015 Jun;218(12):691-3.
- Sharma NK, Singh AK, Pandey A, Verma V, Singh S. Temporomandibular joint dislocation. Natl J Maxillofac Surg. 2015;6(1):16-20. doi:10.4103/0975-5950.168212
- Ganti L. Atlas of Emergency Medicine Procedures. 1st Ed. New York: Springer. 2016. pp 371
Penulis: Rifki Kurniasari, S.K.G.