Kenali Macam-macam Splint dalam Kedokteran Gigi
Kegoyangan gigi, salah satu penyakit periodontal yang disebabkan oleh adanya perluasan peradangan dari gingiva ke jaringan pendukung gigi, trauma oklusi, maupun karena terjadinya trauma dentoalveolar.1 Dental splinting adalah perawatan yang dianjurkan untuk menstabilisasi gigi yang goyang sehingga proses penyembuhan ligamen periodontal dapat dicapai.1
Ada banyak jenis splint yang perlu kamu ketahui. Pada Dentapedia kali ini, kita akan bagi membahas mengenai jenis splint untuk indikasi trauma dentoalveolar. Yuk kenalan dulu satu-persatu!
Splint untuk Trauma Dentoalveolar Berdasarkan Pergerakan Fisiologis Gigi5,6,7
1. Rigid
1.1. Suture Splints
Definisi | Splint yang terbuat dari kawat lunak, diikatkan pada gigi trauma beserta gigi tetangganya. Jika tidak ada gigi tetangga maka dapat digunakan benang bedah. |
Indikasi | Trauma pada gigi campuran |
Kontraindikasi | Ketika ada pilihan metode splint lain yang lebih baik. |
Durasi | Beberapa hari |
Keuntungan | Sebagai pilihan alternatif bagi dokter bedah mulut. |
Kerugian | Kawat mudah lepas saat mengunyah dan kebersihan mulut sulit dijaga. |
1.2. Arch Bar Splints
Definisi | Splint yang terdiri dari bracket logam siap pakai yang dikaitkan dengan kawat pada gigi. |
Indikasi | Fraktur rahang |
Kontraindikasi | Trauma dentoalveolar yang mengharuskan perbaikan ligamen periodontal. |
Keuntungan | Mengikat gigi sekaligus menstabilkan fragmen fraktur secara adekuat pada tempatnya. |
Kerugian | Dapat menyebabkan inflamasi gingiva karena bar diletakan di atas gingiva. |
1.3. Splint Akrilik
Definisi | Splint yang terbuat dari bahan akrilik, jenis yang paling terkenal dari splint akrilik adalah Pfeiffer Splint. |
Indikasi | Luksasi gigi dengan fraktur tulang alveolar |
Kontraindikasi | Trauma dental terisolasi |
Keuntungan | Sebagai individual splint yang dapat dibuat secara metode direct maupun indirect. |
Kerugian | Metode direct dapat menyebabkan rasa panas dalam mulut pasien sehingga dirasa kurang nyaman. |
Metode Pembuatan |
|
1.4. Splint Komposit
Definisi | Splint yang terdiri dari resin komposit yang dipolimerisasikan pada gigi yang sudah diberi etsa dan bonding agent |
Indikasi | Kegoyangan gigi dengan gigi tetangga masih utuh |
Kontraindikasi | Jika terdapat mahkota artifisial atau restorasi yang luas |
Keuntungan | Teknik pembuatannya mudah |
Kerugian | Dapat patah karena gaya oklusal antargigi |
2. Semirigid
2.1. Splint Ortodonti
Definisi | Splint yang terdiri dari bracket diletakkan pada ⅔ permukaan labial gigi kemudian disambungkan dengan kawat. |
Indikasi | Jika gigi mengalami intrusi dan perlu direposisi menggunakan gaya ortodonti. |
Kontraindikasi | Jika ada kekhawatiran gaya ortodonti dapat mengganggu proses penyembuhan gigi yang trauma. |
Keuntungan | Pergerakan gigi terjadi secara sinkron |
Kerugian | Sulit dilakukan bagi dokter yang bukan spesialis ortodonti |
2.2. Wire-composite Splints
Definisi | Splint yang paling sering digunakan, terdiri dari kawat 0,3-04 mm yang ditempatkan pada komposit yang diaplikasikan pada permukaan gigi. |
Indikasi | Semua jenis trauma dentoalveolar tanpa fraktur tulang alveolar |
Kontraindikasi | Gigi dengan mahkota artifisial atau restorasi yang luas |
Keuntungan | Mudah dipasang dan bahan-bahannya mudah ditemukan |
Kerugian | Kemungkinan sulit dilepas |
2.3. Fiber Splints
Definisi | Splint yang terdiri dari bahan fiber yang dilekatkan menggunakan unfilled resin atau resin komposit pada permukaan gigi. |
Indikasi | Semua jenis trauma dentoalveolar tanpa fraktur tulang alveolar |
Kontraindikasi | Fraktur tulang alveolar |
Keuntungan | Mudah diaplikasikan, estetik, lentur, adhesi dengan bahan komposit lebih baik daripada kawat, dan hasil penyembuhan baik. |
Kerugian | Cenderung mahal |
Macam- macam |
|
2.4. Titanium Trauma Splints (TTS)
Definisi | Splint yang terbuat dari bahan titanium dengan ketebalan 0,2 mm, difiksasi dengan komposit ke permukaan gigi. |
Indikasi | Semua jenis trauma dentoalveolar tanpa fraktur tulang alveolar |
Kontraindikasi | Fraktur tulang alveolar |
Keuntungan | Mudah diaplikasikan dan dilepaskan, fleksibel |
Kerugian | Mahal |
Gimana Umma Buddies? Sekarang sudah lebih kenal kan sama beberapa macam splint dalam kedokteran gigi? Semoga bermanfaat!
Referensi:
- Ambarawati IG. Penatalaksanaan mobilitas gigi dengan splinting fiber komposit. MEDICINA. 2019;50(2):226-9.
- Sobczak-Zagalska H, Emerich K. Best Splinting Methods in Case of Dental Injury–A Literature Review. Journal of Clinical Pediatric Dentistry. 2020;44(2):71-8.
- Hadziabdic N. The Basics of Splinting in Dentoalveolar Traumatology. InMaxillofacial Surgery and Craniofacial Deformity-Practices and Updates 2020 Jan 15. IntechOpen.
- Kahler B, Hu JY, Marriot‐Smith CS, Heithersay GS. Splinting of teeth following trauma: a review and a new splinting recommendation. Australian dental journal. 2016 Mar;61:59-73.
Penulis: Annisa Ayu Saputri, S.KG