KLASIFIKASI SURGICAL BLADE
Surgical blade digunakan bersama scalpel (knife) pada prosedur bedah yang membutuhkan potongan yang tajam (sharp cutting). Blade dan knife diberi penomoran sesuai ukuran dan bentuknya. Sistem penomoran yang paling sering digunakan adalah Bard-parker system.1 Rangkuman klasifikasi blade terangkum pada tabel berikut.2,3,4
Nama Instrumen | Gambar | Deskripsi |
No. 10 Blade | Body blade lebar, dengan cutting edge melengkung menuju ujung blade Digunakan untuk insisi kulit | |
No. 11 Blade | Cutting edge membentuk sudut yang semakin mengecil ke arah ujung blade Digunakan untuk menusuk kulit seperti drainase abses atau membuat bukaan pada arteri | |
No. 12 Blade |
| Nama lain: sickle knife, tonsil blade Cutting edge membentuk bulan sabit (crescent-shape) yang menajam/mengerucut ke arah sisi dalam lengkungan Kadang digunakan pada prosedur tonsilektomi, bedah kelenjar parotid, septoplasty, dan operasi cleft palate. |
No. 15 Blade | Blade berukuran kecil, dengan cutting edge membulat Digunakan untuk membentuk insisi kecil. Sering digunakan pada prosedur bedah pediatrik, bedah plastik, dan bedah rekonstruktif | |
No. 20 Blade | Bentuk menyerupai #10 Blade, namun lebih besar Sering digunakan untuk insisi kulit pada bedah mayor seperti laparotomy, thoracotomy, dan craniotomy. |
Blade hanya dapat digunakan sekali pakai. Setelah digunakan, blade dilepaskan dari scalpel, kemudian dibuang.4 Meskipun begitu, ada juga jenis scalpel yang hanya dapat digunakan satu kali.1
Referensi:
- Fuller JK. Surgical Technology: Principles and Practice. 8th Ed. Missouri: Elsevier. 2022. pp 191
- Phillips N. Surgical Instrumentation. 2nd Ed. Boston: Cengage. 2018. pp 50
- Nemitz R. Surgical Instrumentation: An Interactive Approach. 3rd Ed. Missouri: Elsevier. 2019. pp 38-41
- Sriram BM. SRB’s Surgical Operations Text and Atlas. 2014. 1st Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. pp 89
Penulis: Rifki Kurniasari, S.K.G.