Torsio Testis

adalah terpelintirnya funikulus spermatikus yang mengakibatkan gangguan aliran darah pada testis.

Torsio Testis

  • Definisi

Torsio testis adalah terpelintirnya funikulus spermatikus yang mengakibatkan gangguan aliran darah pada testis.  Torsio testis adalah suatu kondisi kegawatdaruratan urologi yang membutuhkan perhatian dan penanganan secepatnya. Komplikasi iskemia pada testis yang berujung pada nekrosis dapat terjadi dalam waktu 6-24 jam.

Torsio testis juga merupakan kegawatdaruratan urologi yang paling sering terjadi dengan kejadian paling banyak pada usia pubertas (12-20 tahun), dengan angka kejadian 1 diantara 4000 orang dibawah usia 25 tahun.

  • Etiologi

Secara fisiologis, testis dapat bergerak naik turun dengan dipengaruhi oleh otot kremaster untuk menyesuaikan suhu dari testis. Apabila terjadi pergerakan yang berlebihan, dapat terjadi puntiran yang mengakibatkan torsio testis.

Pergerakan berlebihan pada testis dapat terjadi apabila terdapat perubahan suhu yang mendadak (misal saat berenang di air dingin), ketakutan, latihan yang berlebihan, trauma, batuk serta celana yang terlalu ketat. Trauma pada area kemaluan merupakan etiologi terbanyak kejadian torsio testis, terlebih pada anak anak. Torsio juga dapat timbul ketika seseorang sedang tidur karena spasme otot kremaster.

Faktor risiko torsio testis adalah :

  1. Usia pubertas (12-18 tahun)
  2. Undescended testis (UDT)
  3. Kenaikan volume testis (mis. Pada tumor)
  4. Riwayat torsio testis sebelumnya
  5. Riwayat torsio testis pada keluarga
  • Patofisiologi, Patogenesis
    • Patofisiologi Torsio testis

Terdapat dua jenis torsio testis yakni intravagina dan ekstravagina torsio.

  • Torsio intravagina

Terjadi di dalam tunika vaginalis dan disebabkan karena fiksasi abbormal dari tunika vaginalis. Kegagalan fiksasi yang tepat dari tunika ini menimbulkan gambaran bentuk “bell-clapper”, dan keadaan ini menyebabkan testis lebih berisiko mengalami rotasi pada cord sehingga terjadi torsio. Torsio ini lebih sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda.

  • Ekstravagina torsio

Terjadi bila seluruh testis dan tunika terpuntir sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari gubernakulum terhadap dinding scrotum, sehingga menyebabkan rotasi yang bebas di dalam skrotum. Kelainan ini sering terjadi pada neonatus dan pada kondisi undesensus testis.

Torsio testis biasanya ditandai oleh nyeri hebat pada testis yang timbul tiba tiba. Testis akan teraba bengkak dan terletak agak tinggi dari skrotum. Selanjutnya, testis akan tampak edema dan menjadi merah sehingga menyulitkan pemeriksaan palpasi. Pada pemeriksaan ini, testis mungkin tak teraba. Torsio testis dalam waktu lama akan mengakibatkan terputusnya aliran darah ke testis yang dapat berujung ke hipoksia, iskemik bahkan nekrosis.

  • Penegakan Diagnosis
    • Anamnesis

Pasien mengeluhkan nyeri hebat pada area kemaluan, nyeri perut serta mual dan muntah. Pasien biasanya berusia remaja, baru bangun tidur ataupun mengalami trauma pada area pelvis.

    • Pemeriksaan fisik
      • Keadaan umum : pasien tampak kesakitan
      • Inspeksi : Testis yang mengalami torsio pada skrotum akan tampak bengkak dan hiperemis. Testis tersebut mungkin terletak lebih transversal atau horizontal serta tampak lebih tinggi di dalam skrotum.
      • Palpasi : Nyeri tekan pada testis yang mengalami torsio. Kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
    • Pemeriksaan tambahan :
      • Refleks kremaster : Negatif, hilangnya refleks cremaster. Pada saat dilakukan goresan pada area medial paha atas, tidak terjadi pergerakan dari testis.
      • Phren Sign : Negatif, nyeri tidak berkurang apabila dilakukan elevasi testis.
    • Pemeriksaan penunjang
      • USG Doppler : USG Doppler merupakan gold standar pemeriksaan dengan menggambarkan aliran darah ke testis. Pada torsio testis akan ditemukan tidak adanya aliran darah ke testis, sedangkan pada peradangan testis akan terjadi peningkatan aliran darah ke testis.
      • Pemeriksaan laboratorium : Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda inflamasi.
  • Diagnosis Banding
    • Epididimitis akut : Penyakit ini sulit dibedakan dengan torsio testis. Pasien dengan risiko epididimis akut umurnya berusia muda (20 tahun keatas), mungkin memiliki riwayat hubungan seksual tidak aman, atau riwayat kateterisasi urin. Epididimis akut sering diikuti dengan kenaikan suhu tubuh atau tanda inflamasi pada hasil laboratoriumnya, misal leukosituria dan bakteriuria. Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan berkurangnya rasa nyeri saat elevasi testis (Prehn's sign +) dan adanya refleks cremaster +.
    • Hernia scrotalis inkarserata : Pada pasien hernia akan terdapat benjolan yang dapat keluar masuk pada area skrotum.
    • Hidrokel terinfeksi : Pasien mungkin mengeluhkan adanya nyeri pada testis terus menerus dengan riwayat benjolan sebelumnya.
    • Tumor testis : Pada pasien dengan tumor testis, benjolan tidak terasa nyeri kecuali terjadi perdarahan di dalam testis.
  • Tatalaksana
    • Detorsi Manual : Detorsi manual adalah  upaya mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu dengan jalan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio. Torsio biasanya ke arah medial, maka detorsi awalnya dilakukan dengan memutar ke arah lateral dahulu. Apabila nyeri telah hilang, maka torsio telah hilang, tetapi tetap harus di operasi.
    • Operasi : Tindakan operasi dilakukan untuk mengembalikan dan memfiksasi posisi testis pada arah yang benar (reposisi). Selanjutnya, apabila testis yang mengalami torsio telah nekrosis, maka dilakukan orkidoktomi. Apabila testis masih viable, lakukan fiksasi testis pada tunika dartos (orkidopeksi).

Referensi

Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto

Bowlin PR, Gatti JM, Murphy JP. Pediatric Testicular Torsion. Surg Clin North Am. 2017;97(1):161-172. doi:10.1016/j.suc.2016.08.012

Chris tanto, et al., (2014), Kapita Selekta Kedokteran. Ed IV. Jakarta : Media Aeskulapius.

Smith, 2004. General Urology, 16th Ed, Washington DC: Lange Medical Publication

 

Referensi

Daftar Isi

Customer Support umeds