Jaringan periodontal memiliki mekanisme pertahanan alami yang melindungi gigi dan jaringan periodontal dari infeksi bakteri. Sistem kekebalan tubuh bawaan dan yang didapat dari host merupakan mekanisme pertahanan utama yang melindungi jaringan periodontal dari serangan dan invasi bakteri. Cairan krevikular gingiva (CKG), leukosit, saliva, dan pertahanan epitel sulkus gingiva secara umum efektif dalam mengendalikan efek destruktif dari konsentrasi bakteri tinggi pada plak gigi. Sel-sel epitel jaringan periodontal berperan dalam pengaturan fungsi pertahanan untuk mencegah penyakit periodontal. Bakteri menginduksi kerusakan jaringan secara tidak langsung dengan mengaktifkan sel pertahanan host yang berfungsi menghasilkan dan melepaskan mediator yang merangsang terjadinya proses remodeling jaringan ikat.
Kehadiran bakteri periodontopatogen pada sulkus gingiva memulai respon inflamasi pada jaringan gingiva. Ketika dibiarkan menjadi kronis, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang drastis pada jaringan periodontal individu yang rentan. Interaksi antara komponen dan aktivitas metabolisme mikrobiota mulut dan host dapat mendukung terjadinya keseimbangan (homeostasis) atau menyebabkan gangguan (disbiosis) dalam mikrobiota. Bakteri komensal yang berhubungan dengan kesehatan periodontal sangat penting dalam melindungi keseimbangan antara biofilm mulut dan inang. Karena interaksi yang konstan dengan bakteri, sel-sel kekebalan tubuh (seperti neutrofil, makrofag, dan limfosit) hadir dalam jaringan periodontal untuk mengambil peran dalam menjaga keseimbangan jaringan. Interaksi yang konstan ini membuat respon imun tetap aktif dan menjadi interaksi yang timbal balik, sinergis, dan dinamis.
Perawatan periodontal yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan jaringan periodontal dan mencegah perkembangan penyakit periodontal. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan jaringan periodontal yaitu: