Pengaruh Fluor Pada Proses Demineralisasi Dan Remineralisasi

Fluor memiliki pengaruh yang signifikan pada proses demineralisasi dan remineralisasi gigi. Pada tahap demineralisasi, fluorida dapat mengurangi kerusakan gigi dengan membentuk fluoroapatit yang lebih tahan terhadap asam.

Overview Demineralisasi dan Remineralisasi

Demineralisasi

  • Adalah proses menghilangkan mineral dalam bentuk ion-ion dari enamel gigi tanpa merusak integritas strukturnya
  • Penyebab : Paparan asam melalui makanan/minuman asam dan paparan hasil metabolisme bakteri di dalam mulut
  • Apabila mineral yang larut terlalu banyak, akan menghasilkan rongga yang merupakan manifestasi hilangnya struktur kisi kristal hidroksiapatit
  • Kristal hidroksiapatit dapat diperkuat dan dipulihkan melalui proses remineralisasi
  • Kelarutan hidroksiapatit bergantung pada keberadaan zat dan lingkungan pH
  • Kandungan kalsium dan fosfat dan khususnya pH menentukan apakah enamel dan dentin akan larut atau malah mengendap
  • pH kritis hidroksiapatit: 5,2-5,5
  • Penurunan pH yang lebih lanjut menghasilkan interaksi progresif antara asam dengan gugus fosfat hidroksiapatit.
  • Fluorida yang tersimpan akan dilepaskan dalam proses demineralisasi lalu bereaksi dengan ion kalsium dan HPO2- membentuk fluoroapatit/ apatit.
  • Jika pH menurun <4,5 (pH kritis pelarutan fluoroapatit) → fluoroapatit larut

Remineralisasi

  • Adalah proses mengembalikan mineral dalam bentuk ion-ion mineral ke dalam struktur kisi hidroksiapatit
  • Upaya remineralisasi : saliva, terapi florida, kontrol diet, bakteri probiotik, nanoterapi antibakteri, remineralisasi biomimetik
  • Saliva menjadi zat yang mampu menetralkan paparan asam di dalam mulut

Sifat Fluor pada Gigi

  • Fluor dalam mineral plak gigi (CaF), kalkulus, atau protein akan terlepas saat terjadi produksi asam hasil metabolisme bakteri.
  • CAF2 dapat diubah menjadi FHA pada suhu antara 25-75 C dan pH antara 6,5-8,5
  • Fluor akan menggantikan gugus hidroksil pada hidroksiapatit
  • Fluor hidroksiapatit (FHA) lebih resisten terhadap asam daripada hidroksiapatit (HA) → kelarutan rendah
  • Kristal FHA lebih kompak dan regular → area yang rentan terhadap asam lebih sempit
  • Konsentrasi fluor yang tinggi pada email superfisial akan memproteksi dari demineralisasi
  • Intake fluor terbaik ketika akhir pre-erupsi dan awal post-erupsi
  • Reservoir utama bioavailable fluor : residual fluor dalam plak gigi dan pelikel

Mekanisme Fluor Mempertahankan Kondisi Gigi

Referensi

  1. Bowen, W. H., (2019) Fluoride and dental health : is fluoride potentially good for teeth, but bad for the rest of the body, Journal of law and medicine, 27(2): 342-355.
  2. Chen, X., Zou, S., yan, Y., He, H., Liu, O., dan Wang, S., (2023) Incorporating cooper into fluoride-containing bioglasses enhances the inhibition of Streptococcus mutans activity and biofilm formation, Research square, 1-31.
  3. Clark, M. B., dan Slayton, R. L., (2015) Clincial report: Fluoride use in caries prevention in the primary care setting, American Academy of Pediatrics, 626-633.
  4. Gedam, K. Y., dan Katre, A. N., (2022) Lifestyle modification of the gut microbiome, Lifestyle Genomics, 15:35-44.
  5. Koo, H., dan Bowen, W. H., (2019) Candida albicans dan Streptococcus mutans : A potential synergistic alliance to cause virulent tooth decay in children, Future Microbiology, 14(14): 1225-1228.
  6. Marinho, V. C., Worthington, H. V., Walsh, T., dan Clarkson, J. E., (2018) Floride varnish for preventing dental caries in children and adolescents. Cochrance Database of Systematic Review, (10).
  7. Soi, S., Vinayak, V., Singhal, A., Roy, S., (2013) Florides and their role in demineralization and remineralization, Journal of Dental Science & Oral Rehabilitation, 19-21.
Customer Support umeds