Aksinya nonspesifik, karena reaksi inflamasi tidak dikontrol oleh kortikosteroid Glukokortikoid berperan dalam mereduksi peningkatan permeabilitas kapiler, eksudasi lokal, infiltrasi selular, dan aktivitas fagositik
Aksi anti inflamasi dan imunosupresi dari saling berkaitan karena keduanya menghambat fungsi spesifik dari leukosit
Glukokortikoid menurunkan limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil, namun meningkatkan eosinofil dalam darah
Efek pada Alergi
Kortisol memblok respon inflamasi pada reaksi alergi sama seperti memblok respon inflamasi pada kasus lainnya
Sebagai bagian dari respon inflamasi, limfosit yang sebelumnya tersenitisasi pda pertemuan agen sensitisasi, memproduksi faktor yang soluble yaitu limfokin, glukokortikoid menekan produksi IL-1 oleh monosit, dan IL-2 oleh limfosit. Juga menekan limfokin lain sepeerti TNF (tumor necrotic factor)
Kortisol menekan temperatur karena efek penekanannya pada IL-1 yang merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap sistem kontrol temperatur hipotalamik.
Penurunan temperatur akan menurunkan tingkat vasodilatasi
Efek Glukokortikoid pada Sel
Makrofag : menurunkan sintesis dan pelepasan sitokin
Sel Mast : menghambat pelepasan histamin, prostaglandin, dan leukotriene serta meningkatkan transkripsi annexin-1
Sel T : menurunkan pelepasan dan sintesis sitokin
Eosinofil : menghambat pelepasan histamin, prostaglandin, leukotriene serta meningkatkan transkripsi annexin-1
Efek Buruk Jangka Panjang
Cushing's syndrome
Osteoporosis
Retardation of growth
Thinning of skin
Immunosuppression
Cataracts + glaucoma
Oedema
Suppression of HPAxis
Teratogenic
Emotional disturbances
Raised blood pressure
Obesity
Increased body hair growth
Diabetes mellitus
Striae (red/purple strecth marks)
Exogenous Glocorticoid
Aksi Pendek
Cortisone : 5-12 jam
Hydrocortisone : durasi 5-12 jam
Aksi Intermediate
Prednisone : durasi 12-36 jam
Prednisolone : durasi 12-36 jam
Methylprednisolone : durasi 12-36 jam
Triamcinolone : durasi aksi 12-45 jam
Aksi Panjang
Betamethasone : durasi aksi 24-72 jam
Dexamethasone : durasi aksi 24-72 jam
Precaution
Sebelum pemberian terapi
Anamnesis dan pemeriksaan mengenai riwayat penyakit pasien seperti : diabetes mellitus, tuberkulosis, cushing syndrome, herpes zoster, osteoporosis, dan infeksi lainnya
Selama pemberian terapi
resepkan obat dengan makanan
cek berkala: kenaikan BB, edema, hiperglikemia, hipertensi, infeksi, perdarahan GI, hipokalemia, dan perubahan okular
memeriksa pertumbuhan pada pasien anak
menginstruksikan pasien untuk tidak berhenti mengonsumsi obat secara tiba-tiba meresepkan suplemen kalsium dan vitamin D
Saat terapi akan distop: taper therapy (menurunkan dosis secara berkala)
Indikasi
Bedah Mulut
Fungsi Kortikosteroid
Untuk membatasi inflamasi post-operasi
Untuk mencegah edema postoperative → high dose; short term steroid
Pada prosedur bedah mayor, fungsi utama steroid adalah untuk mengurangi edema, trismus, nyeri
Digunakan pada prosedur odontektomi M3, bedah rekonstruksi, bedah preprostetik, dan bedah ortognatik
Odontektomi M3
0.6 mg betamethasone tablet pada sore/malam sebelum operasi
0.6 mg betamethasone pada pagi di hari operasi
6 mg betamethasone IM pada saat operasi, atau
kombinasi ibuprofen dan methylprednisolone (analgesik + antiinflamasi)
32 mg methylprednisolone (12 jam sebelum dan sesudah operasi)
400 mg ibuprofen (3x1), pada hari operasi
Bedah Preprostetik
4 mg dexamethasone pada malam hari sebelum operasi
4 mg dexamethasone (2x1), pada hari operasi
2 mg dexamethasone (2x1), H+1 operasi
1 mg dexamethasone (2x1), H+2, H+3 operasi
Terapi Tambahan
steroid topikal untuk mencegah ulserasi dan luka pada bibir/sudut mulut karena retraksi yang dilakukan pada operasi
fluocinolone acetonide 0.025% atau campuran hydrocortisone 1% + dexpanthenol
Oral Lichen Planus
Steroid topikal
hidrokortison 1% (tidak lebih dari 7 hari) /
triamcinolone acetonide 0.1% (3x1) maksimal 1 bulan /
fluocinolone acetonide 0.025% (3x1) selama 2 bulan (tapering)
Kombinasi (sistemik + topikal) pada kasus parah/tidak membaik
prednisone 10 mg (3x1) selama 2 minggu → 10 mg (2x1) selama 1 minggu → 10 mg (1x1) selama 1 minggu → 5 mg (1x1) selama 1 minggu → 5 mg (1x2) selama 3 hari.
triamcinolone acetonide 0.1% (3x1)
Erythema Multiforme
Pada kasus yang parah dapat diberikan steroid sistemik untuk meringankan gejala
Steroid sistemik: Prednison 40 mg/hari selama 3-4 hari secara bertahap direduksi setelah 7-10 hari
Pada kasus yang parah, injeksi steroid intralesi atau steroid sistemik dosis rendah (10-20 mg Prednison) selama 4-8 hari
Pemphigus Vulgaris
Steroid sistemik dalam 3 fase:
Fase kontrol: 60-170 mg prednisone/hari. Jika tidak ada perubahan, dosis digandakan. Jika membaik, dosis dikurangi bertahap.
Fase konsolidasi: Dosis prednison dikurangi secara bertahap dalam beberapa minggu, dan dilakukan peralihan terapi dengan injeksi triamcinolone acetonide
Fase maintanance: Dosis kortikosteroid diturunkan perlahan hingga dihentikan dan dapat digantikan dengan obat imunosuppressive (co/ azathioprine)
Referensi
Cruz-Topete D., Cidlowski J.A. (2018) Glucocorticoids: Molecular Mechanisms of Action. In: Riccardi C., Levi-Schaffer F., Tiligada E. (eds) Immunopharmacology and Inflammation. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-77658-3_11
Hahner, S., Ross, R.J., Arlt, W. et al. Adrenal insufficiency. Nat Rev Dis Primers 7, 19 (2021). https://doi.org/10.1038/s41572-021-00252-7
Suniarti, D. F., Soekanto, S. A., & Arif, A. (2010). Farmakologi kedokteran gigi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universtas Indonesia.
Gunawan, S. G., Setiabudy, R., & Nafrialdi, E. (2007). Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen farmakologi dan terapeutik FKUI.
Kallali, B., Singh, K., & Thaker, V. (2011). Corticosteroids in dentistry. Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology, 23(2), 128.
Ongole, R. (2009). Text book of oral medicine, oral diagnosis and oral radiology. Elsevier India.
Krishnan, K. (2018). Role of corticosteroids in oral and maxillofacial surgery. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 10(1), 208- 210.