Mukosa Lidah

-

Mukosa Lidah

  • Rongga mulut dilapisi oleh mukosa pelindung yang terdiri dari lapisan epitel luar dan lapisan jaringan ikat di bawahnya yang disebut lamina propria.
  • Permukaan dorsal/atas lidah kasar dan ditandai dengan banyak tonjolan mukosa yang disebut papila. Sebaliknya, mukosa permukaan ventral lidah halus.
  • Papila filiform yang ramping dan berbentuk kerucut adalah papila yang paling banyak dan menutupi seluruh permukaan dorsal lidah. Ujung papila filiform menunjukkan epitel parakeratinisasi.
  • Yang lebih sedikit jumlahnya adalah papila fungiform dengan permukaan epitel yang luas dan bundar yang tidak terkornifikasi dan inti lamina propria yang menonjol.
  • Di bagian pusat lidah terdiri dari kumpulan otot rangka yang berselang-seling. Akibatnya, otot rangka lidah biasanya terlihat pada bidang penampang longitudinal, transversal, atau oblique/diagonal.
  • Pada jaringan ikat di sekitar ikatan otot dapat terlihat pembuluh darah arteri dan vena, serta serabut saraf. 

Ilustrasi ini menunjukkan penampang membujur bagian anterior lidah:

Papila Lidah

Epitel Lidah

  • Mukosa lidah terdiri dari epitel skuamosa bertingkat/berlapis.
  • Beberapa jenis sel pengecap ditemukan di antara 10-14 sel dalam bintil pengecap dan setiap selnya berhubungan dengan cabang-cabang saraf kranial VII, IX, dan X.
  • Saraf pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah menuju ke cabang chorda tympani dari nervus fasialis (VII)
  • Saraf pengecap pada sepertiga bagian posterior menuju ke cabang tertentu dari nervus glosofaring (IX)
  • Saraf pengecap dari epiglotis dan laring menuju ke cabang-cabang nervus vagus (X).
  • Selain sel pengecap, terdapat pula sel skuamosa yang berbentuk pipih dan seperti sisik.
  • Sel basal terletak di dasar epitel dan bertanggung jawab untuk memproduksi sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang hilang.

Fungsi Lidah

 1. Pengunyahan dan penelanan makanan: 

  • Pengunyahan pada manusia adalah pemecahan makanan secara mekanis di dalam mulut.
  • Bibir mengurung makanan dan membuat segel mulut anterior untuk mencegah makanan keluar dari mulut.
  • Lidah membantu mengangkut makanan ke gigi posterior melalui proses 'pull-back' yang membutuhkan waktu sekitar satu detik.
  • Lidah dan jaringan lunak lainnya di dalam mulut membantu mengontrol bolus makanan selama proses mengunyah.
  • Bolus makanan dijaga di sisi mulut yang bekerja dengan kombinasi gerakan lidah dan pipi yang teratur.
  • Bolus makanan yang akan ditelan akan terakumulasi di permukaan faring dan di dalam vallecula lidah.
  • Lidah membantu mendorong bolus masuk ke esofagus melalui proses 'squeeze-back', yaitu lidah bergerak ke atas dan ke belakang terhadap palatum keras.

 

 

2. Pembentukan bunyi: 

  • Berbicara merupakan proses sensorik motorik kompleks yang melibatkan lidah.
  • Lidah penting dalam menghasilkan bunyi vokal dengan memodifikasi resonansi dan membatasi aliran udara dengan posisi lidah dan bibir.
  • Bunyi konsonan dihasilkan ketika aliran udara terhambat sebelum dilepaskan.
  • Bunyi konsonan memiliki amplitudo rendah dan diklasifikasikan menurut tempat artikulasi atau cara artikulasi.
  • Untuk klasifikasi suara berdasarkan tempat artikulasi yang berkaitan dengan lidah, konsonan dikategorikan menjadi bunyi linguodental dan linguopalatal. 
  • Linguodental (misalnya d, t) → ujung lidah menyentuh gigi insisivus rahang atas dan palatum keras yang berdekatan.
  • Linguopalatal (misalnya g, k) →  lidah bertemu dengan palatum yang jauh dari daerah gigi insisivus rahang atas.

 

3. Membantu dalam persepsi rasa dan tekstur:

  • Bagian anterior lidah di depan papila sirkumvalata → Disuplai oleh cabang lingual dari divisi mandibularis saraf trigeminalis (saraf kranial V3). Namun, serabut chorda tympani yang menyertainya dari bagian nervus intermedius nervus fasial (nervus kranial VII) adalah serabut yang berhubungan dengan persepsi pengecapan/rasa.
  • Papila sirkumvalata → Lidah disuplai terutama oleh saraf glosofaring (nervus kranial IX), yang memberikan sensasi umum dan pengecapan.
  • Sebuah area kecil di bagian belakang lidah di sekitar epiglotis → Disuplai oleh nervus vagus (nervus kranial X) melalui cabang laring superior.

 

Variasi Histologis

Rentang Perubahan

Referensi

  1. Mahdani, F. Y.,et al. (2022) Prevalence of Oral Normal Variance in Healthy Elderly Patients. International Archives of Otorhinolaryngology.
  2. Squier, C. dan Brogden, K. A. (2011) Human Oral Mucosa: Development, Structure, and Function. John Wiley & Sons Ltd. West Sussex.
  3. Berkovitz, B. K. B., Moxham, B. J., Linden, R. W. A. dan Sloan, A. J. (2011) Master Dentistry Volume 3: Oral Biology. Elsevier. Beijing.
  4. Chiego, D. J. (2014) Essentials of Oral Histology and Embryology: A Clinical Approach. 4th ed. Elsevier. Missouri.
  5. Ogura, Y. dan Fukatsu, A. (2019) Exfoliative Cytology of Oral Mucosa Epithelium: Cytochemical Study and Morphologic Analysis of Patients with Type 2 Diabetes. Open Journal of Stomatology. 9: 281-294.
  6. Eroschenko, V. P. (2008) diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations. 11th ed. Lippincott Williams & Wilkins. Baltimore.
Customer Support umeds