• Remineralisasi → proses perbaikan gigi alami → proses pengembalian ion-ion mineral ke dalam struktur hidroksiapatit (bahan penyusun dan memberikan kekuatan pada gigi).
• Tubuh mengambil mineral kalsium dan fosfat dari saliva dan menyimpannya di email gigi → enamel adalah lapisan luar pelindung gigi.

Proses demineralisasi dan remineralisasi:

• Kristal hidroksiapatit memiliki formula kimia yaitu Ca10(PO4)6(OH)2
• Pada proses demineralisasi ion H+ akan bereaksi dengan hidroksiapatit sehingga terurai menjadi Ca2+, (HPO4)3, dan OH. 
• Pada proses remineralisasi ion-ion tersebut dapat kembali ke gigi dengan dilepasnya ion H+ sehingga membentuk hidroksiapatit kembali.

Remineralisasi terjadi karena dipengaruhi oleh saliva, kebersihan mulut, ion fluor, dan faktor pelindung alami.

• Ion-ion yang hilang pada proses demineralisasi dapat dikembalikan apabila pH dinetralkan serta terdapat ion kalsium dan fosfat yang cukup di lingkungan. 
• Disolusi produk apatit dapat mencapai netralitas melalui buffering, sedangkan ion klasium dan fosfat pada saliva dapat menghambat proses pelarutan melalui common ion effect. 
  • Hal ini mengakibatkan pembangunan kembali partly dissloved apatite crystals → remineralisasi. 
• Remineralisasi dapat ditingkatkan dengan keberadaan ion fluoride pada daerah reaksi. 

Beberapa kondisi yang diperlukan dalam remineralisasi gigi: 

1. Tingkat kalsium dan fosfat yang cukup tinggi
2. pH yang cukup tinggi
3. Matriks organik dan inorganik yang tepat untuk pertumbuhan kristal 
4. Adanya faktor-faktor salivary nucleating
5. Kontrol terhadap Statherin dan berbagai faktor penghambat pertumbuhan kristal lainnya

Tanda-tanda remineralisasi gigi berikut ini:

1. Permukaan gigi menjadi halus
2. Penampilan yang lebih baik
3. Sensitivitas gigi berkurang
4. Pengurangan atau penghapusan bintik-bintik putih pada gigi (tidak ada white spot).
5. Gigi terhindar dari dampak karies / gigi berlubang