Lesi pigmen oral merujuk pada area atau bercak yang menggelap yang mungkin muncul pada jaringan di dalam mulut. Lesi ini dapat bervariasi warna dan memerlukan evaluasi profesional untuk menentukan sifatnya, karena bisa berkisar dari hiperpigmentasi jinak hingga kondisi yang berpotensi ganas.
Mengetahui Algoritma Diagnosis Lesi Pigmentasi
Diagnosis lesi berpigmen rongga mulut dan jaringan perioral menantang bagi klinisi.
Meskipun epidemiologi dapat membantu dalam mengarahkan dokter dan meskipun beberapa lesi dapat didiagnosis secara meyakinkan hanya berdasarkan klinis, diagnosis definitif biasanya memerlukan evaluasi histopatologis.
Pigmentasi oral dapat bersifat fisiologis atau patologis, dan eksogen atau endogen. Warna, lokasi, distribusi, dan durasi serta penggunaan obat, riwayat keluarga, dan perubahan pola penting untuk diagnosis banding.
Lesi Pigmentasi: Etiologi Endogen
Pigmentasi Fisiologis
Etiologi Pigmentasi fisiologis umum terjadi dan dihasilkan dari peningkatan produksi pigmen melanin oleh melanosit. Individu berkulit lebih gelap lebih sering terkena.
Gejala Klinis
Warna pigmentasi fisiologis dapat berkisar dari coklat muda hingga hampir hitam.
Pigmentasi fisiologis meningkat seiring bertambahnya usia, dan intensitas warna dapat dipengaruhi oleh merokok, hormon, dan pengobatan sistemik.
Attached gingiva adalah lokasi yang paling umum, tetapi pigmentasi fisiologis dapat ditemukan di mana saja di rongga mulut, termasuk ujung papila fungiformis pada dorsal lidah dan diagnosis pigmentasi fisiologis biasanya dilakukan secara klinis dan tidak memerlukan perawatan apa pun
Tatalaksana Tidak memerlukan perawatan.
Makula Melanotik
Etiologi Secara histologis, hal ini ditandai dengan peningkatan produksi melanin in situ oleh melanosit basal dengan ciri morfologi normal.
Gejala Klinis Makula melanotik oral berbentuk kecil, berbatas tegas, berwarna cokelat kehitaman yang umumnya terdapat pada bibir dan gingiva, diikuti oleh palatum dan mukosa bukal.
Tatalaksana Umumnya biopsi direkomendasikan untuk membedakan makula melanotik dari lesi melanositik oral lainnya.
Nevus Melanositik
Etiologi Mutasi onkogenik mendorong hiperproliferasi awal yang menghasilkan pembentukan nevi
Gejala Klinis Nevi melanositik jauh lebih jarang ditemukan pada mukosa mulut daripada kulit. Secara klinis, nevus oral berukuran kecil, makula berbatas tegas tetapi umumnya muncul sebagai papula yang sedikit terangkat. Lesi bisa berwarna coklat, abu-abu kebiruan, atau hampir hitam dan terkadang tidak berpigmen
Tatalaksana Biopsi sangat disarankan untuk setiap pigmentasi rongga mulut yang baru karena melanoma dini dapat disalahartikan sebagai nevi melanositik
Melanoanchatoma Oral
Etiologi Peran trauma dalam perkembangan lesi masih kontroversial. Adanya terapi inhibitor BRAF dapat berperan dalam beberapa kasus.
Gejala Klinis
Melanoacanthoma oral adalah lesi berpigmen jinak yang langka, berwarna coklat hingga coklat-hitam, berbatas tegas dan mirip dengan melanoacanthoma kulit, ditandai dengan hiperplasia keratinosit spinosus dan melanosit dendritik
Situs intraoral yang paling umum adalah mukosa bukal, bibir, palatum dan gingiva. Usia rata-rata presentasi adalah 28 tahun, terutama pada orang kulit hitam, dengan kecenderungan wanita yang kuat
Tatalaksana Eksisi bedah adalah pengobatan pilihan untuk lesi mukosa dan kulit. Karena kasus yang jarang dari lesi kulit premaligna atau ganas dilaporkan, reseksi yang lebih luas dengan margin yang jelas direkomendasikan. Pada melanoacanthoma kulit jinak, eksisi atau ablasi lokal dari lesi tersebut.
Addison Disease
Etiologi Penyakit Addison, ditandai dengan kekurangan produksi hormon korteks adrenal, menyebabkan peningkatan produksi hormon adrenokortikotropik (ACTH). Hal ini dapat menyebabkan pigmentasi gelap yang menyebar pada kulit dan mukosa mulut
Gejala Klinis Tanda dan gejala penyakit Addison lainnya termasuk anoreksia, mual, dan hipotensi postural. Bibir, gingiva, mukosa bukal, langit-langit keras, dan lidah biasanya terlibat. Lesi berpigmen dapat menyebar atau terlokalisir. Pigmentasi difus atau diskrit pada bibir dan mukosa mulut bewarna coklat kehitaman
Tatalaksana Pengobatan lesi berpigmen pada mukosa mulut yang berhubungan dengan kelainan sistemik biasanya tidak diperlukan. Hilangnya lesi oral dapat mengikuti pengobatan kondisi yang mendasarinya
Lesi Pigmentasi: Etiologi Eksogen
Smokers Melanosis
Etiologi Smoker’s melanosis disebabkan karena efek fisik tembakau pada jaringan mulut oleh panas dan atau karena efek langsung dari nikotin yang menstimulasi melanosit yang terletak pada sel-sel basal epitelium untuk memproduksi melanin berlebih, sehingga menyebabkan deposisi melanin
Gejala Klinis Adanya bercak berwarna coklat difus yang menyebar dengan diameter kurang dari 1 cm dan letaknya paling sering nampak di gingiva anterior mandibula dan mukosa bukal.
Tatalaksana Perawatan Smoker’s melanosis adalah depigmentasi yang dilakukan apabila pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut. Dokter gigi dapat melakukan gingival depigmentation dengan beberapa metode. Pigmentasi fisiologi dapat dilakukan eksisi mukosa, crysurgery, atau laser surgery.
Post Inflammation Pigmentation
Etiologi
Oral postinflammatory pigmentation (OPP) adalah perubahan warna pada mukosa mulut yang disebabkan oleh kelebihan melanin
Produksi dan pengendapan dalam lapisan basal epitel dan jaringan ikat daerah yang terkena kronis
Peradangan
Gejala Klinis Secara klinis OPP tampak terlokalisir atau menyebar, berwarna hitam hingga coklat pigmentasi. OPP dapat bertahan selama bertahun-tahun meskipun pigmentasi menghilang setelah resolusi keadaan inflamasi telah dilaporkan
Tatalaksana Observasi. Tidak diperlukan tatalaksana
Drug Induced Oral Hyperpigmentation
Etiologi Hiperpigmentasi oral/mukosa sebagai efek samping akibat penggunaan beberapa obat seperti antibiotik (misalnya minosiklin), antivirus (misalnya zidovudine), antimalaria (misalnya klorokuin), obat kemoterapi, antineoplastik, antijamur (misalnya ketokonazol), antileprotik (misalnya klofazimin), dan obat antihipertensi (misalnya amlodipin).
Gejala Klinis
Mengenai lokalisasi yang paling sering adalah lidah dengan dorsum menjadi daerah yang paling umum. Mukosa bukal adalah lokalisasi kedua yang paling sering diikuti oleh gusi, langit-langit keras dan bibir. Dasar mulut adalah lokasi yang paling jarang.
Pewarnaan terjadii biru, coklat, abu-abu, hitam, atau bahkan kuning.
Biasanya akan hilang sering dosis obat
Tatalaksana Observasi sejalan dengan konsumsi obat
Referensi
Gondak, R. O., da Silva-Jorge, R., Jorge, J., Lopes, M. A., & Vargas, P. A. (2017). Oral pigmented lesions: Clinicopathologic features and review of the literature. Medicina oral, patologia oral y cirugia bucal, 17(6).
Binmadi, N. O., Bawazir, M., Alhindi, N., Mawardi, H., Mansour, G., Alhamed, S., Alfarabi, S., Akeel, S., & Almazrooa, S. (2020). Medication-Induced Oral Hyperpigmentation: A Systematic Review. Patient preference and adherence, 14.