Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan

Algoritma Manajemen Ketuban Pecah Dini

Algoritma Manajemen Ketuban Pecah Dini

Definisi

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan. Ketuban pecah dini dapat terjadi pada atau setelah usia gestasi 37 minggu dan disebut KPD aterm atau premature rupture of membranes (PROM) dan sebelum usia gestasi 37 minggu atau KPD preterm atau preterm premature rupture of membranes (PPROM).

 

Etiologi

  • Serviks Inkompeten
    Inkompetensi serviks diidentifikasi sebagai kegagalan serviks untuk menjaga kehamilan, sehingga berkontribusi pada gugurnya kehamilan yang mayoritas terjadi di trimester kedua. Inkompetensi serviks dapat terjadi karena adanya abnormalitas anatomis uterus. Sementara itu determinan lainnya adalah laserasi obstetrik, produksi eksisi loop electrosurgical, dan trauma bedah.
  • Polihidramnion
    Kondisi jumlah air ketuban berlebih disebut polihidramnion, baik pada kasus akut atau kronis diketahui dapat menjadi faktor peningkatan kontraksi rahim.
  • Malpresentasi Janin
    Letak janin pada uterus dengan posisi sungsang, terutama pada kehamilan di atas 32 minggu diidentifikasi berpengaruh pada peningkatan ketegangan rahim, hal ini dikarenakan semakin besarnya massa tubuh janin yang diikuti dengan semakin menurunnya jumlah ketuban, yang berkontribusi pada terjadinya KPD sebelum persalinan.
  • Kehamilan kembar
    Kasus kehamilan kembar memerlukan identifikasi pada korionisitas janin, selain letak janin. Upaya ini dapat dilakukan dengan observasi kembar monozigot atau dizigot, termasuk jumlah amnion, sehingga dapat diketahui risiko kehamilan, termasuk kemungkinan terjadinya persalinan preterm akibat KPD.
  • Infeksi Vagina atau Serviks
    KPD diketahui dapat disebabkan infeksi pada cairan ketubah maupun asenderan vagina, sehingga terjadi pelemahan selaput ketuban. Hal ini dinilai akan lebih berisiko seiring peningkatan tekanan di cavum amnion atau peningkatan peregangan uterus, termasuk adanya sindrom Ehlers-Danlos, dengan terjadinya hiperlastisitas pada selaput ketuban. 

Patofisiologi

  • Peran Hormon Relaksin pada Ketuban Pecah Dini
    Relaxin adalah hormone peptida kolagenolitik yang diproduksi oleh corpus luteum dan placenta selama kehamilan sebagai respon terhadap rangsangan oleh human gonadotropin (hCG). Relaxin secara luas disetujui sebagai hormone yang terlibat di dalam pertumbuhan dan pembentukan uterus, kontraktilitas myometrium dan pematangan serviks. Relaxin menyebabkan peningkatan produksi matriks metalloproteinases (MMP’s) dan sitokin-sitokin proinflammatory, dan oleh karena itu berdampak pada PPROM dibandingkan dengan kelahiran preterm akibat persalinan preterm.
  • Peran Mekanik pada Ketuban Pecah Dini
    Peregangan secara mekanis seperti pada polihidramnion, kehamilan ganda dan berat badan bayi besar (trauma) akan menyebabkan regangan selaput ketuban yang akan merangsang beberapa faktor di selaput ketuban yakni prostaglandin-E2 dan interleukin-8. Selain itu peregangan juga merangsang aktivitas MMP-1 pada membran. Interleukin-8 diproduksi dari sel amnion dan korionik bersifat kemotaktik terhadap neutrofil dan merangsang aktifitas kolagenase. Hal-hal tersebut akan menyebabkan terganggungnya keseimbangan proses sintesis dan degradasi matriks ekstraseluler yang akhirnya menyebabkan pecahnya selaput ketuban.
  • Faktor Nutrisi Pada Ketuban Pecah Dini
    Faktor nutrisi seperti kekurangan gizi merupakan salah satu faktor presdiposisi untuk terjadinya gangguan dari struktur kolagen, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko pecahnya selaput ketuban. Vitamin memainkan peran penting dalam metabolisme matrik ekstraseluler. Vitamin C adalah suatu kofaktor untuk lysyl hidroksilase, enzim penting yang terlibat dalam sintesis kolagen, dan defisiensi vitamin C mempengaruhi produski matrik ekstraseluler. Wanita hamil dengan PPROM terjadi defisiensi vitamin C, dan suplementasi vitamin C pada populasi berisiko tinggi mengurangi PPROM.
  • Infeksi Pada KPD
    Salah satu patofisiologi dari ketuban pecah dini adalah infeksi. Pathogen saluran genitalia yang dikaitkan dengan ketuban pecah dini adalah Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Trichomonas vaginalis, dan group-B beta hemolytic streptococcus. Mikroorganisme dapat mencapai akses cavum amniotic secara ascending dari vagina dan serviks penyebaran secara hematogen melalui plasenta,  keterpaparan secara tidak sengaja saat dilakukan operasi/tindakan, dan melalui penyebaran retrograde melalui tuba fallopi. Saat mikroorganisme dan produk hasilnya mencapai akses ke janin, mereka akan merangsang produksi sitokin-sitokin dan sebuah systemic fetal inflammatory response syndrome (FIRS). Produk dari microbial dan respon maternal terhadap infeksi juga berhubungan dengan PPROM. Beberapa mekanisme aksi dari infeksi dapat dianggap berasal dari pengaruh kolagenase bakteri, dan enzim yang mendegradasi matriks yang diproduksi oleh bakteri.

Terjadinya peregangan berulang serta kontraksi uterus diidentifikasi berkorelasi dengan kasus KPD. Adanya struktur biokimia yang berubah pada daerah tertentu diketahui sebagai determinan rapuhnya selaput ketuban inferior. Adanya penyeimbangan degradasi ekstraselular matriks dan sintesis. Termasuk katabolisme kolagen, perubahan jumlah sel, dan struktur diidentifikasi bekontribusi pada perubahan aktivitas kolagen, sehingga berdampak pada kejadian KPD.

Referensi

Customer Support umeds