Infeksi virus adalah penetrasi dan replikasi virus dalam sel tuan rumah, menyebabkan perubahan patologis yang dapat mengakibatkan penyakit. Proses ini melibatkan penggunaan mekanisme sel untuk memproduksi salinan virus dan merusak sel tuan rumah.
Definisi Infeksi Virus
Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan hanya dapat berkembang biak dengan memanfaatkan sel inang.
Infeksi viral dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari ringan hingga parah, tergantung pada jenis virus, sistem kekebalan tubuh, dan faktor lainnya.
Infeksi virus adalah kondisi yang disebabkan oleh masuknya virus ke dalam tubuh yang kemudian menyebabkan perubahan fisiologis dan gejala klinis pada individu yang terinfeksi.
Beberapa contoh penyakit yang disebabkan infeksi virus diantaranya:
Patogenitas Virus
Patogenesis virus merujuk pada proses di mana infeksi virus mengakibatkan penyakit.
Penyakit yang disebabkan virus dapat dipengaruhi oleh siklus replikasi virus, cara penyebaran, tropisme jaringan, interaksi dengan respons imun, dan faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor seperti variasi genetik inang, status imunitas, dosis virus, dan rute inokulasi dapat memengaruhi hasil infeksi virus pada individu yang berbeda.
Meskipun ada konsep umum dalam patogenesis virus, setiap virus memiliki interaksi unik dengan inangnya yang menghasilkan atribut penyakit yang khas.
Virus dapat bersifat:
Sitopatik: infeksi virus mengakibatkan kematian langsung pada sel inang
Non-sitopatik: virus tidak secara langsung membunuh sel yang terinfeksi
Jenis sel yang ditargetkan oleh virus dan dampak infeksi virus pada sel sasaran berperan penting dalam menentukan apakah virus akan menyebabkan penyakit dan jenis penyakit yang disebabkan.
Interaksi virus dengan inang dapat menyebabkan beberapa kemungkinan:
Proses Infeksi Virus dan Gejala yang Menyertai
Proses infeksi virus secara umum adalah sebagai berikut:
Sumber: Tompa et al. (2021)
Siklus hidup virus:
Penempelan dan Masuk: Glikoprotein pada selubung virus menempel pada molekul reseptor/koreseptor pada membran sel inang, memfasilitasi masuknya virus ke dalam sel inang melalui endositosis.
Penghilangan Selubung Virus: Kapsid virus yang telah masuk ke dalam sel diuraikan oleh enzim sel inang, dan komponen-komponen virus (materi genetik dan protein) dilepaskan ke dalam sitosol inang.
Replikasi dan Transkripsi Genom Virus: Genom virus yang mengandung DNA atau RNA diangkut ke dalam inti sel inang di mana replikasi dan transkripsinya terjadi untuk menghasilkan salinan banyak genom dan molekul RNA utas pesan (mRNA).
Penekanan sistem kekebalan tubuh oleh virus dapat mempersulit upaya tubuh untuk membersihkan infeksi dan juga membuat inang lebih rentan terhadap infeksi sekunder.
Mekanisme kerusakan jaringan dapat melibatkan apoptosis atau respons imun tubuh yang menargetkan sel-sel yang terinfeksi virus.
Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan
Diagnosis
Virus berukuran terlalu kecil untuk terlihat dengan mikroskop cahaya serta tidak dapat tumbuh dalam kultur buatan
Mikroskop elektron memiliki penggunaan terbatas dalam beberapa kasus (e.g. gastroenteritis virus, lesi kulit herpesvirus dan poxvirus).
Beberapa metode deteksi yang membantu dalam penegakan diagnosis infeksi virus diantaranya:
Pengobatan
Pengobatan infeksi virus dapat bervariasi tergantung pada jenis virus yang menyebabkan infeksi, tingkat keparahan penyakit, dan faktor-faktor individu.
Obat-obatan antiviral/antivirus
Antivirus bekerja dengan menghambat replikasi dan penyebaran virus dalam tubuh, sehingga membantu mengurangi gejala infeksi, mencegah perkembangan penyakit yang lebih serius, dan mempercepat pemulihan.
Antivirus dapat mengikuti berbagai mekanisme kerja, seperti: menghambat enzim yang diperlukan untuk replikasi virus, mengganggu penempelan virus ke sel inang, atau merangsang respons sistem imun untuk melawan infeksi.
Terapi antiviral dapat berupa terapi tunggal atau kombinasi.
Senyawa antiviral yang disetujui oleh FDA terdiri dari molekul kecil dan besar seperti protein, peptida, dan oligonukleotida.
Beberapa contoh antivirus yang telah disetujui FDA:
3. Pencegahan
Pencegahan infeksi virus melibatkan berbagai tindakan dan kebiasaan untuk mengurangi risiko penularan dan penyebaran virus.
Vaksinasi adalah pilihan penting dalam mencegah wabah virus yang parah terutama jika antiviral tidak efektif.
Vaksinasi reaktif efektif untuk mencegah wabah virus dengan periode inkubasi yang cukup lama, seperti campak dan cacar.
Vaksinasi penting untuk mengendalikan wabah penyakit virus pada individu yang telah terpapar, karena memberi waktu bagi tubuh untuk mengembangkan respons kekebalan sebelum penyakit berkembang.
Contoh penyakit yang berhasil dikendalikan melalui vaksinasi reaktif adalah campak, gondongan, rubella, dan cacar.
Upaya pencegahan infeksi virus lainnya adalah modifikasi perilaku seperti gaya hidup bersih dan sehat, menghindari kontak dengan individu atau hewan penular virus, serta meminimalisir keterlibatan dalam kerumunan massa
Referensi
Cheng, V. C. C., Chan, J. F. W., Hung, I. F. N., & Yuen, K. Y. (2017). Viral infections, an overview with a focus on prevention of transmission. International encyclopedia of public health, 368.
Heise, M. T. (2014). Viral pathogenesis. Reference Module in Biomedical Sciences.
N. J. MacLachlan & E. J. Dubovi (Eds.), Fenner's Veterinary Virology (Fifth Edition) (pp. 47-78). Academic Press. (2017).
Tompa, D. R., Immanuel, A., Srikanth, S., & Kadhirvel, S. (2021). Trends and strategies to combat viral infections: A review on FDA approved antiviral drugs. International journal of biological macromolecules, 172, 524-541