Histologi sistem glandula endocrina

Histologi sistem endokrin mendalami struktur mikroskopis kelenjar endokrin dan sel-sel yang menghasilkan hormon. Melibatkan pemeriksaan mikroskopis, ini mencakup penelusuran bentuk sel endokrin, pengorganisasian sel-sel dalam kelenjar, dan interaksi dengan pembuluh darah untuk menyebarkan hormon.

Glandula Endocrina

Sistem endokrin terdiri atas kelenjar dan jaringan yang tersusun atas sel parenkim, yang mensintesis dan mengeluarkan produk berupa hormon. Sistem endokrin memiliki beragam fungsi pengaturan yang mengontrol dan mengkoordinasi aktivitas organ.

Sel Endrokin

Penjelasan lebih lanjut : 

Glandula Pituaitari Lobus Anterior

Glandula Tiroid

Glandula Paratiroid

Pancreatic Islet

Sel utama:

Sel yang jumlahnya tergolong sedikit : 

  1. Vasoactive-intestinal peptide (VIP)-secreting cells (D-1 or type IV cells)
  2. Mixed secretion cells (EC or enterochromaffin cells).

Glandula Pineal

Pinealocyte, dengan ciri :

  • Berukuran besar
  • bentuk nukleus spherical/ oval/ ireguler,
  •  1/ lebih nukleolus yang menonjol,
  •  terdapat droplet lipid pada sitoplasma, RE bergranula & tidak, caniliculate lamelar bodies, ada elongasi prosesus sitoplasma yang mengandung bundel mikrotubulus

 

Struktur Glandula Endokrin

 

Penjelasan lebih lanjut:

Glandula Pituitari

Glandula Pineal

  1. Lapisan Epitel (terluar):  terdiri dari sel epitel yang membentuk permukaan luar organ ini. 
  2. Zona Parenkim (bagian utama): terdiri dari pinealosit, sel-sel utama yang menghasilkan melatonin. .
  3. Stroma Vaskular:  terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh darah.
  4. Kalsifikasi: Pada beberapa individu, terutama pada usia lanjut, terdapat penumpukan kalsifikasi dalam bentuk kristal kalsium yang disebut "pasir pineal" atau "kalsifikasi pineal"

Glandula Adrenal

Zona-zona yang terdapat pada korteks glandula adrenal:

Glandula Tiroid

  1. Kapsul (terluar):  terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang melindungi dan menyelubungi kelenjar tersebut.
  2. Stroma:  terdiri dari jaringan ikat → fungsi : memberikan dukungan struktural dan menyediakan jalur vaskular untuk pasokan darah ke kelenjar tiroid.
  3. Parenkim (lapisan utama):  terdiri dari folikel tiroid yang mengandung koloid di dalamnya. 

Glandula Paratiroid

  1. Kapsul:  yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa → melindungi dan menyelubungi kelenjar 
  2.  Parenkim (lapisan utama):  terdiri dari sel-sel paratiroid.
  3. Jaringan Vaskular: Pembuluh darah ini membawa nutrisi dan oksigen ke sel-sel paratiroid dan membantu dalam transportasi hormon paratiroid ke seluruh tubuh.

 

 

Vaskularisasi

Sel-sel sekretori

Stroma

  • Merujuk pada jaringan ikat yang mengelilingi sel-sel endokrin dan memberikan dukungan struktural. 
  • Jaringan ikat stroma terdiri dari serat kolagen, serat elastin, serta sel-sel fibroblas dan sel-sel vaskular. 
  • Fungsi stroma : 
    1. memberikan struktur dan vaskularisasi yang diperlukan oleh sel-sel endokrin dalam glandula endokrin.
    2. menyediakan jalur peredaran darah yang memasok nutrisi dan oksigen ke sel-sel endokrin, serta menghilangkan produk limbah dan hormon yang sudah digunakan.
    3. menjaga integritas dan organisasi sel-sel endokrin, serta mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel endokrin.
  • Setiap kelenjar endokrin dapat memiliki komposisi jaringan ikat yang berbeda dalam stromanya. Misalnya, glandula pituitari memiliki jaringan ikat khusus yang membentuk pars tuberalis, pars intermedia, dan pars distalis. Glandula adrenal memiliki zona kortikal yang terdiri dari berbagai lapisan jaringan ikat dengan karakteristik histologis yang berbeda.
  • Meskipun stroma bertanggung jawab untuk memberikan kerangka dan dukungan, perbedaan dalam komposisi sel antara kelenjar endokrin juga dapat mempengaruhi struktur stroma. Misalnya, pancreatic islet mengandung berbagai jenis sel endokrin, termasuk sel A, sel B, dan sel D, yang mungkin mempengaruhi komposisi stroma di sekitarnya.

Klasifikasi Glandula Endokrin

Klasifikasi glandula endokrin berdasarkan struktur:

Klasifikasi glandula endokrin berdasarkan lokasi: 

Klasifikasi glandula endokrin berdasarkan hormon yang dihasilkan:

A.   Glandula Pituitari

  • Lokasi : dasar otak tepatnya di dalam sella tursica (bagian dari tulang sphenoid)
  • Disebut sebagai MASTER ORGANS pada sistem endokrin karena berperan penting dalam feedback system 
  • Fungsi utama : meregulasi sistem neuroendokrin → mengatur interaksi antara sistem saraf pusat, sistem saraf autonomik, dan sistem imun dalam homeostasis dan respon perilaku terhadap stimulus lingkungan
  • Ukuran : seukuran kacang polong
  • Terdiri atas 2 komponen fungsional : Lobus anterior dan lobus posterior
  1. Lobus anterior

Hormon yang dihasilkan lobus anterior glandula pituitari dan fungsinya:

 

 

2. Lobus Posterior

Hormon yang dihasilkan oleh lobus posterior glandula pituitari:

B.   Glandula Pineal

  • Nama lain : Pineal body/ epiphysis cerebri
  • Fungsi : Regulasi ritme tubuh harian (circadian rhythms), menghambat sekresi GnRH dan regulasi aktivitas steroidogenik dari gonad berkaitan dengan siklus menstruasi
  • Asal : neuroektoderm dari bagian posterior atap diencefalon
  • Lokasi : Dinding posterior ventrikel ketiga dekat tengah otak
  • Bentuk : pipih, seperti kerucutnya pohon pinus
  • Struktur : 
    1. Kapsul → Berasal dari pia meter yang berupa kolagen tipis. Lalu kapsul membentuk septa
    2. Pinealocyte
    3. Sel intertisial (glial) → Prosesus lebih pendek, nukleus lebih padat dibanding pinealocyte, terwarnai lebih gelap, RE kasar
    4. Corpora arenacea/ brain sand → Hasil pengendapan kalsium fosfat dan karbonat
  • Hormon yang dihasilkan : Melatonin 

 

C.   Glandula Adrenal/Suprarenal

  • Lokasi : Rongga retroperitoneal pada kavitas abdominal
  • Terbagi jadi 2 bagian : kanan (berbentuk pipih dan triangukar) & kiri (semilunar)
  • Fungsi : Sekresi hormon steroid dan catecholamine
  • Glandula dilapisi oleh jaringan ikat tebal berupa kapsul yang berasal dari perpanjangan trabekula ke parenkima

 

D.   Glandula Tiroid

  • Lokasi : Regio anterior leher dekat laring dan trakea
  • Terdiri atas 2 lobus lateral yang besar, yang saling berhubungan melalui isthmus
  • Isthmus berjalan melalui permukaan anterior dari kartilago trakea
  • Folikel tiroid merupakan unit fungsional dari glandula tiroid
  • Proses pembentukan folikel tiroid :
    1. Pada minggu ke-9 kehamilan, sel endodermal berdiferensiasi menjadi lempeng sel folikel yang kemudian tersusun menjadi folikel
    2. Pada minggu ke-15 kehamilan, folikel akan dilapisi oleh sel-sel folikel yang mengandung koloid gelatin di dalam lumennya yang berasal dari tiroglobulin
    3. Ultimobranchial bodie bermigrasi menuju glandula tiroid yang sedang berkembang dan tergabung ke dalam lobus lateral
    4. Sel-sel ultimobranchial body tersebar di antara folikel-folikel membentuk sel parafolikuler yang tergabung ke dalam epitel folikel
  • Gambaran histologis folikel tiroid : 
    • Kompartemen berbentuk mirip kista dengan dinding yang tersusun oleh epitel kuboid/ kolumnar rendah yang disebut epitel folikel
    • Epitel folikel terdiri atas 2 jenis sel : Sel folikuler dan sel parafolikuler

 

E. Glandula Paratiroid

  • Lokasi : Belakang glandula tiroid
  • Merupakan 4 massa ovoid kecil
  • Setiap paratiroid mengandung kapsul tipis yang berasal dari septa yang memanjang kedalam kelenjar
  • Berasal dari kantung faringeal embrionik

 

F.   Pancreatic Islets (Isltes of Langerhans)

  • Merupakan masa ovoid/ spherical kompak dari sel endokrin yang tertadam didalam jaringan eksokrin acinar pankreas
  • Asal : jaringan endoderm
  • Sel yang menyusun berbentuk bulat/ poliglonal, lebih kecil dan warnanya lebih terang diabnding sel acinar
  • Perwarnaan trichrome dan routine akan memperlihatkan adanya granula sitoplasmik yang asidofilik atau basofilik.

Homeostasis hormonal

Mekanisme homeostasis hormonal: 

  1. Terdapat stimulus internal atau eksternal seperti perubahan dalam kondisi lingkungan atau kebutuhan tubuh menyebabkan kelenjar endokrin merespons dengan merangsang atau menghentikan produksi hormon tertentu.
  2. Kelenjar endokrin akan merespons stimulus dengan memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam sirkulasi darah. Hormon-hormon ini dapat memiliki efek langsung pada organ target atau merangsang kelenjar endokrin lain untuk menghasilkan hormon tambahan.
  3. Hormon yang diproduksi akan dikirimkan melalui aliran darah ke organ-organ target yang memiliki reseptor khusus untuk hormon tersebut.
  4. Hormon akan berinteraksi dengan reseptor yang sesuai di organ target. Ini akan memicu respons seluler dan molekuler dalam organ target, yang dapat mencakup aktivasi atau penekanan aktivitas gen, perubahan metabolisme, sintesis protein, perubahan permeabilitas membran, dan lain-lain.
  5. Organ target akan merespons terhadap hormon dengan melakukan perubahan fisiologis atau biokimia yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Respon ini dapat berupa peningkatan atau penurunan aktivitas, sekresi, sintesis, atau penghancuran molekul tertentu.
  6. Setelah organ target merespons hormon, umpan balik negatif dapat terjadi. Ini berarti jika tingkat hormon dalam tubuh sudah mencapai keseimbangan yang diinginkan, umpan balik negatif akan menghentikan produksi hormon tersebut untuk sementara waktu. Ini membantu menjaga keseimbangan dan mencegah peningkatan atau penurunan yang berlebihan dalam tingkat hormon.

 

Referensi

  1. Guyton AC, Hall JE., (2015) Textbook of Medical Physiology. Edisi ke-13, Saunders.
  2. Nelson DL, Cox MM, (2017) Lehninger Principles of Biochemistry. Edisi ke-7, W.H. Freeman and Company.
  3. Eroschenko, V. P., (2013) DiFiore’s Atlas of Histology With Functional Correlations, Edisi ke-12, Philadelphia, Two Commerce Square.
  4. Lowe, J. S., dan Anderson, P. G., (2015) Stevens & Lower’s Human Histology, Edisi ke-4, Philadelphia, Elseiver.
  5. Mescher, A. L., (2021) Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas, Edisi ke-6, United States, McGraw Hill.
  6. Ovalle, W. K., dan Nahirnet, P. C., (2013) Netter’s Essential Histology, Edisi Ke-2, Philadelphia, Elseiver Saunders.
  7. Pawlina, W., (2016) Histology : a Text and Atlas With Correlated Cell and Molecular Biology, Canada, Wolters Kluwer.
  8. Pushpalatha K., Bhat, D., Pushpa NB., (2020) Indebir Singh’s Textbook of Human Histology, London, Jaypee Brothers Medical Publisher.
  9. Gartner LP, Hiatt JL., (2006) Color Textbook of Histology. Edisi ke-3, Saunders.
  10. Burgess, A. W., & Gardiner, R. A., (1996) The Secretory Pathway in the Production of Peptide Hormones, Endocrine Reviews, 17(1): 90-115.
  11. Gorr, S. U., (2012) Secretory Pathways Controlling Cell Polarity and Lumen Formation in Mammary Gland Epithelial Cells, Cold Spring Harbor Perspectives in Biology, 4(9) : 005280.
  12. Hauri, H. P., & Appenzeller, C., (1992) ER-Golgi Transport: A Rather Short Path in the Secretory Route, Current Opinion in Cell Biology, 4(4), 533-539.
Customer Support umeds