Herpes Zooster

Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.

Definisi

Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.

Etiologi

  • Reaktivasi infeksi virus varicella zooster (VVZ).
  • Puncak kasus terjadi pada usia 45-64 tahun.

Patofisiologi

Gambar 1. Patofisiologi Herpes Zooster

Penularan melalui rute respirasi dan menginfeksi sel epitel dan limfsit di saluran napas atas. Limfosit terinfeksi menyebar ke seluruh tubuh, kemudian virus masuk ke kulit melalui sel endotel pembuluh darah dan menyebar ke sel epitel sehingga ruam vesikel timbul.

Virus menginfeksi secara laten pada neuron ganglia kranial dan dorsal pasca infeksi primer. Saat imunitas menurun, virus mengalami reaktivasi dari ganglion, turun melalui akson saraf ke epitel, terjadi replikasi dan muncul zooster dermatomal.

Penegakan Diagnosis

  • Anamnesis
    • Gejala prodromal berupa nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait biasanya mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal, parestesi, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk-tusuk. Dapat pula disertai dengan gejala konstitusi seperti malaise, sefalgia, dan flu like symptoms yang akan menghilang setelah erupsi kulit muncul.
    • Masa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari dan kadang-kadang selama ±1 minggu.
  • Pemeriksaan Fisik
    • Kelainan diawali dengan lesi makulopapular eritematosa yang dalam 12-48 jam menjadi vesikel berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan edema. Vesikel berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat menjadi pustul dan krusta dalam 7-10 hari. Krusta biasanya bertahan hingga 2-3 minggu.
    • Lokasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan.
    • Bentuk khusus:
      • Herpes zoster oftalmikus (HZO): timbul kelainan pada mata dan kulit di daerah persarafan cabang pertama nervus trigeminus 2
      • Sindrom Ramsay-Hunt: timbul gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga gangguan pengecapan
    • Neuralgia pasca herpes (NPH) didefinisikan sebagai nyeri menetap pada dermatom yang terkena setelah erupsi herpes zoster (HZ) menghilang. Batasan waktunya adalah nyeri yang menetap hingga 3 bulan setelah erupsi kulit menyembuh.
  • Pemeriksaan Penunjang
    • Identifikasi antigen/asam nukleat dengan metode PCR.
    • Tzank test pada fase erupsi vesikel (tidak spesifik) menunjukkan gambaran multinucleated giant cells.

Gambar 2. Multinucleated giant cells

  • Diagnosis Banding
    • Herpes simpleks
    • Dermatitis venenata
    • Dermatitis kontak

Tatalaksana

Topikal

  • Stadium vesikular: bedak salisil 2% atau zinc acetate 0,1% + pramoxine 1%, atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah dan mengurangi nyeri dan gatal.
  • Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik dan krim antiseptik/antibiotik.
  • Jika timbul luka dengan tanda infeksi sekunder dapat diberikan krim/salep antibiotik

Sistemik

Antivirus diberikan tanpa melihat waktu timbulnya lesi pada:

  • Usia >50 tahun
  • Dengan risiko terjadinya NPH
  • HZO/sindrom Ramsay Hunt/HZ servikal/HZ sakral
  • Imunokompromais, diseminata/generalisata, dengan komplikasi
  • Anak-anak, usia <50 tahun dan ibu hamil diberikan terapi anti-virus bila disertai NPH, sindrom Ramsay Hunt (HZO), imunokompromais, diseminata/generalisata, dengan komplikasi

Pilihan antivirus:

  • Asiklovir oral 5x800 mg/hari selama 7-10 hari.
  • Dosis asiklovir anak <12 tahun 30 mg/kgBB/hari selama 7 hari, anak >12 tahun 60 mg/kgBB/hari selama 7 hari.
  • Valasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari.
  • Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari.

Catatan khusus:

  • Bila lesi luas atau ada keterlibatan organ dalam, atau pada imunokompromais diberikan asiklovir intravena 10 mg/kgBB/hari 3 kali sehari selama 5-10 hari. Asiklovir dilarutkan dalam 100 cc NaCl 0.9% dan diberikan dalam waktu 1 jam.
  • Obat pilihan untuk ibu hamil ialah asiklovir berdasarkan pertimbangan risiko dan manfaat.

Simptomatik

  • Nyeri ringan: parasetamol 3x500 mg/hari atau NSAID.
  • Nyeri sedang-berat: kombinasi dengan tramadol atau opioid ringan.
  • Pada pasien dengan kemungkinan terjadinya neuralgia pasca herpes zoster selain diberi asiklovir pada fase akut, dapat diberikan:
    • Antidepresan trisiklik (amitriptilin dosis awal 10 mg/hari ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari hingga 150 mg. Pemberian hingga 3 bulan, diberikan setiap malam sebelum tidur.
    • Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu.
    • Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu.

Herpes Zooster Oftalmikus

  • Asiklovir/valasiklovir diberikan hingga 10 hari pada semua pasien.
  • Rujuk ke dokter spesialis mata.

Herpes Zooster Otikus dengan paresis nervus facialis

  • Asiklovir/valasiklovir oral 7-14 hari dan kortikosteroid 40-60 mg/hari selama 1 minggu pada semua pasien.
  • Rujuk ke dokter spesialis THT.

 

Referensi

  1. Danarti, R., Budiyanto, A., Pudjiati, S.R., Siswati, A.S., Febriana, S.A., Rayinda, T. 2020. Clinical Decision Making Series: Dermatologi dan Venerologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  2. Menaldi, S.L., Bramono, K., Indriatmi, W. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
  3. PERDOSKI. 2021. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Dermatologi dan Venerologi Indonesia. Jakarta: PERDOSKI.
  4. Kang S, & Amagai M, & Bruckner A.L., & Enk A.H., & Margolis D.J., & McMichael A.J., & Orringer J.S.(Eds.). 2019. Fitzpatrick's Dermatology, 9e. McGraw Hill.
Customer Support umeds