Farmakokinetika

Farmakokinetika adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari perjalanan obat di dalam tubuh manusia atau hewan, melibatkan penelitian tentang absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat.

Farmakokinetika

Parameter Farmakokinetik

Faktor yang Mempengaruhi Respons Obat

Distribusi

Farmakokinetika Klinis

Untuk efek cepat, obat biasanya diberikan secara intravena. Secara umum, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan steady kira-kira empat sampai lima waktu paruh obat selama pemberian berulang dengan laju konstan.

Dalam merencanakan dosis obat, dapat digunakan nilai clearance obat. Idealnya, dalam terapi obat, konsentrasi plasma pada keadaan steady (Cpss) diperlukan dalam rentang terapeutik yang diketahui. Keadaan steady akan dicapai bila laju obat memasuki sirkulasi sistemik (laju dosis) sama dengan laju eliminasi. 

Jadi, 
Laju pemberian dosis (dosing rate) = Cl × Cpss
→ Persamaan ini dapat diterapkan pada infus intravena karena seluruh dosis memasuki sirkulasi dengan laju yang diketahui. 

Untuk pemberian obat secara oral, persamaannya menjadi:

dimana F=bioavailabilitas obat; Clp=clearance plasma; Cp=konsentrasi plasma; dosing interval=ditentukan dari nilai t1/2 suatu obat.

Faktor yang mempengaruhi dosis dan interval pemberian obat:

  1. Loading dose: Awalnya, dosis besar atau serangkaian dosis obat diberikan dengan tujuan mencapai konsentrasi steady state dalam plasma dengan cepat. Loading dose diberikan jika waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi steady relatif lebih lama dibandingkan dengan kondisi pasien, mis. waktu paruh lignocaine lebih dari 1 jam, sehingga dibutuhkan lebih dari 4-6 jam untuk mencapai konsentrasi target. Ketika seorang pasien memiliki aritmia ventrikel yang mengancam jiwa setelah infark miokard, awalnya lignokain dosis besar harus diberikan untuk mencapai konsentrasi plasma yang diinginkan dengan cepat. Setelah tercapai, dipertahankan dengan memberikan obat sebagai infus intravena.
  2. Maintenance dose: Dosis obat yang diulang pada interval tetap atau diberikan sebagai infus terus menerus untuk mempertahankan konsentrasi yang steady. Dosis yang diadministrasikan sama dengan dosis yang dieliminasi dalam interval pemberian dosis.

Referensi

  1. Shanbhag TV, Shenoy S, Nayak V. Pharmacology for Dentistry. 2nd ed. New Delhi: Elsevier; 2014.
Customer Support umeds