

.png)
.png)


Multiple Visit Pulpectomy
- Visit 1 (pembukaan akses)
- Anestesi gigi dan isolasi dengan rubber dam atau cotton roll
- Preparasi akses kavitas :
- bersihkan jaringan karies dengan round metal bur
- Buka atap kamar pulpa dengan endo access bur sampai menembus atap kamar pulpa
- Lebarkan kavitas dengan diamendo bir
- Menentukan letak orifis dengan jarum miller
- Ekstirpasi jaringan pulpa dengan barbed broach yang berukuran lebih kecil dibanding saluran akar, masukkan ⅔
- Irigasi dengan NaOCl
- Cotton pelet diberi formocresol diletakkan pada kamar pulpa
- Tutup dengan cavit atau tumpatan sementara
- Visit 2 (Cleaning and shaping)
- Dilakukan 5-7 hari setelah visit 1
- Anestesi dan isolasi dengan rubber dam atau cotton roll
- Buka tumpatan sementara, ambil cotton pelet
- Preparasi menggunakan file
- Irigasi dengan hidrogen peroksida, sodium hipoklorit
- Cotton pelet diberi formocresol dan diletakkan pada kamar pulpa
- Tutup dengan tumpatan sementara
- Visit 3 (Obturasi)
- Dilakukan 5-7 hari setelah visit 2
- Isolasi gigi
- Buka tumpatan sementara
- Irigasi dengan saline
- Keringkan saluran akar
- Apabila gigi tdk sakit maka dilakuak obturasi
- Terdapat beberapa teknik obturasi saluran akar dengan:
- Menggunakan reamer, masukkan semen secara tipis tipis dengan konsistensi semen cair
- Masukkan semen dengan konsistensi kental menggunakan lentulo
- Kondensasi dengan plugger
- Masukkan hingga seluruh saluran akar terisi dengan semen
- Lakukan evaluasi dengan radiografi
- Tumpat permanen dengan PMC atau resin komposit.
- Visit 4 (Evaluasi):
- Evaluasi dilakukan 1 minggu setelah kunjungan ketiga
- Lakukan evaluasi untuk menentukan keberhasilan perawatan pulpektomi
- Pemeriksaan Subjektif → Apakah rasa nyeri masih dirasakan
- Pemeriksaan objektif → Apakah terdapat pembengkakan pada gingiva, apakah terdapat eksudat pada margin gingiva, apakah terdapat mobilitas gigi patologis
- Pemeriksaan penunjang radiografis → apakah terdapat area radiolusen pada daerah apikal dan furkasi gigi
- Jika pulpektomi berhasil, dilanjutkan dengan aplikasi tumpatan permanen dan SSC
Single Visit Pulpectomy
- Lakukan pemeriksaan radiorafi bitewing terlebih dahulu untuk melihat keadaan gigi dan akar
- Pasien diminta berkumur dengan povidone iodine
- Aplikasikan anastesio lokal
- Aplikasikan rubber dam
- Membuat opem access dengan round bur, dilebarkan dengan endoaccess bur sampai menembus kamar pulpa
Apabila nantinya akan menggunakan PMC maka lakukan preparasi pada oklusal, proksimal, kemudian jaringan kariesnya
- Eksplorasi saluran akar dengan smooth broach
- Ambil pulpa NEKROSIS dengan ekskavator pada kamar pulpa
- Irigasi dengan 2.5% naocl sodium hpoklorit dan saline
- Menentukan panjang kerja dengan radiografi atau electronic apex locator
- Lakukan preparasi dengan memasukkan H file ukuran 20 dan rasakan apakah ada resisntance
- Apabila ada maka putar file sebanyak 2-3 kali PADA 2 mm diatas apex dan tidak lebih dari file ukuran 30/35. Tiap pergantian file irigasi dengan 2.5% naocl
- Keringan dengan paper point
- Masukkan pasta caoh2 atau zoe menggunakan lentulo
- Kondensasi dengan plugger
- Masukkan hingga hermetis.
- Evaluasi radiografi
- Apabila sudah hermetis, beri zoe tipe 2
- Restorasi dengan pmc atau composite resin
- Kontrol
Pertimbangan pemilihan bahan obturasi:
- Antiseptik
- Resorbsi pada waktu yang hampir sama dengan akar
- Tdk mempengaruhi benih gigi permamen
- Radiopak
- Biokompatibel
- Tidak menyebabkan diskolorisasi
Beberapa bahan yg bisa digunakan:
- ZOE : banyak digunakan, bersifat anti inflamasi dan memiliki komponen analgesik
- Ca(OH2) : biasa untuk partial pulpectomy, biokomaptibel, memiliki disinfecting agent
Perawatan Gigi Imature/ Open Apex/ Incomplete Developed Teeth
Dibagi menjadi:

- Definisi gigi imature → gigi yang belum matang atau gigi dengan ujung akar belum menutup sempurna/ apeks masih terbuka
- Apabila sebelum waktu kalsifikasi gigi mengalami trauma/ karies yang menyebabkan gigi mati, maka pertumbuhan akar akan terhenti dan tidak terbentuk apikal konstriksi
- Gigi permanen muda non vital dengan apeks terbuka sulit dilakukan PSA karena:
- Foramen apikal lebar
- Kondisi saluran akar kering sulit tercapai → selalu basah akibat eksudat, padahal untuk obturasi butuh saluran akar yang kering
- Obturasi sulit karena tidak ada apikal konstriksi → risiko overfilling yang akan menyebabkan inflamasi periradikuler
- Dinding saluran akar tipis sehingga mudah fraktur
