Dermatofitosis merupakan penyakit infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh jamur kelompok dermatofita (Trichophyton sp., Epidermophyton sp. dan Microsporum sp). Terminologi “tinea” atau ringworm menggambarkan infeksi dermatofita dan dibedakan berdasarkan lokasi anatomi infeksi. Klasifikasi menurut lokasi:
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Skuama dengan batas jelas, rambut berwarna abu-abu, mudah patah di atas permukaan skalp (Gray patch). Lesi dapat soliter atau multipel, kadang-kadang beberapa lesi bergabung membentuk satu lesi yang lebih besar. Penyebab: Microsporum audouinii atau M. ferrugineum.
Rambut mudah patah pada permukaan skalp, meninggalkan kumpulan titik hitam pada bercak alopesia berbentuk poligonal dengan pinggiran seperti jari. Penyebab: Tricophyton tonsurans dan T. violaceum.
Folikulitis pustular, furunkel atau kerion. Inflamasi yang hebat menyebabkan alopesia sikatrisial. Gatal, nyeri, dan terdapat limfadenopati servikalis posterior. Penyebab: M. canis, M. gypsum, dan T. verucosum.
Awalnya berupa papul kuning kemerahan kemudian menjadi krusta tebal berwarna kekuningan berbentuk cangkir (skutula). Skutula dapat berkonfluens membentuk plak besar dengan mousy odor. Plak akan meluas meninggalkan area sentral yang atrofi dan alopesia sikatrisial. Penyebab: T. schoenleinii.
Terjadi di wajah, unilateral, lebih sering mengenai area janggut daripada kumis, dan bibir atas.
Plak eritematosa anular atau sirsinar, tepi meninggi, dan adanya central clearing. Pada anak-anak dan perempuan dewasa, dapat ditemukan pustul, tanpa central clearing, sedangkan pada laki-laki dewasa ditemukan lesi eritematosa, bentuk anular atau serpiginosa, tepi meninggi dengan central clearing, biasanya di daerah dahi.
Lesi berbatas tegas, berbentuk bulat atau lonjong (ringworm-like), polisiklik dengan tepi aktif yang polimorf terdiri dari eritema, skuama, kadang dengan vesikel dan papul, bagian tengah tampak normal (central clearing).
Lesi papuloskuamosa tersusun polisiklik dengan lingkaran konsentris yang tersebar luas, menyerupai sisik ikan atau susunan atap genting, seringkali mengenai hampir seluruh tubuh tidak pernah mengenai rambut.
Lesi plak eritema berbentuk anular berbatas tegas dengan tepi yang meninggi dan skuama yang serupa dengan tinea korporis, dapat terjadi unilateral atau bilateral. Pada tepinya bisa terdapat papul, vesikel, atau pustul. Bisa disertai nyeri bila ada maserasi atau infeksi sekunder.
Ruam kemerahan disertai skuama, maserasi pada area interdigiti dan subdigiti pada kaki, terutama diantara digiti III dan IV serta antara digiti IV dan V pedis.
Patch eritem yang difus pada area telapak kaki, serta area medial dan lateral dari kaki sehingga disebut juga tipe moccasin atau bentuk kering (dry type).
Vesikel atau bula tegang berdiameter ≥ 3 mm, vesikopustul pada area plantar dan periplantar pedis. Vesikel yang pecah meninggalkan skuama kolaret.
Lesi non-inflamatorik dengan skuama difus dan garis tangan menjadi semakin jelas, dapat ditemukan vesikel, pustul, dan eksfoliasi
Batas lesi tidak tegas, skuama dan inflamasi minimal, terdapat perubahan warna menjadi kecoklatan, bisa terdapat concentric rings dengan eritema, adanya atrofi dan telangiektasi seiring dengan makin bertambahnya pertumbuhan jamur sehingga lesi semakin meluas.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Dermatitis seboroik, psoriasis, alopesia areata, impetigo, pedikulosis, trikotilomania, alopesia traksi, folikulitis decalvans, pseudopelade, dermatitis atopik, karbunkel, pioderma, liken ruber planus, lupus eritematosus, pitiriasis amiantase, liken planopilaris.
Folikulitis bakterial (sikosis vulgaris), pseudofolikultis barbae, akne vulgaris, rosasea, dermatitis kontak, dermatitis perioral, folikulitis kandida.
Rosasea, dermatitis seboroik, dermatitis kontak, dermatitis perioral, lupus eritematosa, akne vulgaris, psoriasis anular (anak-anak).
Dermatitis numularis, psoriasis, eritema anular sentrifugum, lupus eritematosus kutaneus subakut, pitiriasis rosea, dermatitis atopik
Tinea korporis
Eritrasma, kandidiasis kutis, psoriasis, dermatitis intertriginosa, dermatitis kontak, liken simplek kronis, folikulitis, dermatitis seboroik.
Pitiriasis rosea, impetigo, dermatitis nummular, sifilis sekunder, dermatitis seboroik, psoriasis.
Eritrasma, koinfeksi bakteri (Pseudomonas, Micrococcus, Acinetobacter), kandidiasis kutis
Dewasa :
Anak :
Zinc pyrithione 1% atau 2%; Povidone-iodine 2,5%.
Edukasi