Skabies

Skabies merupakan infestasi tungau Sarcoptes scabiei var. hominis yang sepanjang siklus hidupnya di dalam epidermis.

Definisi

Skabies merupakan infestasi tungau Sarcoptes scabiei var. hominis yang sepanjang siklus hidupnya di dalam epidermis. Gejala utama skabies yaitu rasa gatal yang hebat.

Etiologi

Infeksi tungau Sarcoptes scabiei var. hominis, parasit obligat manusia.

Patofisiologi

Tungau S. scabiei betina menggali terowongan (burrow) di epidermis sampai dengan stratum granulosim. Tungau betina dapat bertelur sampai 40-50 buah dan meletakkan 3 telur di setiap terowongan. Dalam 4 hari, larva menetas dari telur, kemudian bermigrasi ke permukaan kulit. Setelah menjadi dewasa, tungau betina dan jantan berkopulasi. Lalu tungau betina kembali ke terowongan, sedangkan tungau jantan mati. 

Gejala dan lesi kulit terjadi akibat hipersensitisasi (tipe cepat dan lambat) terhadap tungau S. scabiei dan produknya. Pada investasi pertama, rasa gatal terjadi setelah sensitisasi terhadap tungau, biasanya terjadi dalam 4-6 minggu. Pada reinvestasi, pruritus terjadi dalam 24 jam.

Faktor Risiko

  1. Higenitas yang buruk
  2. Hunian padat
  3. Promiskuitas seksual
  4. Tingkat pengetahuan 
  5. Usia
  6. Kontak dengan penderita baik langsung maupun tidak langsung

Penegakan Diagnosis

Anamnesis

Gatal memburuk di malam hari, terdapat riwayat serupa pada keluarga atau lingkungan terdekat.

Pemeriksaan Fisik

  • Skabies Klasik
    • Papula eritematosa pada daerah periumbilikalis, pinggang, genitalia, payudara, bokong, lipatan aksila, jari-jari (termasuk ruang interdigital), pergelangan tangan bagian volar dan aspek ekstensor anggota gerak. Kepala, telapak tangan dan kaki umumnya tidak terlibat pada orang dewasa.
    • Papula kecil, ekskoriasi dengan kerak hemoragik di atasnya.
    • Kunikulus (tanda patognomonik) muncul sebagai garis tipis, coklat keabu-abuan 0,5-1 cm namun jarang diamati karena ekskoriasi atau infeksi bakteri sekunder.
    • Lesi lain: vesikel, nodul (keras, diameter 0,5 cm, umumnya pada genitalia pria, selangkangan, bokong)
  • Skabies Krutosa
    • Pruritus ringan atau tidak ada.
    • Lesi kulit terdiri dari plak eritematosa, berfisura yang ditutupi oleh sisik dan kerak.
    • Infeksi sekunder bakteri dapat menyebabkan lesi kulit berbau busuk

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis Banding

Diagnosis banding pada infeksi skabies yaitu:

  1. Dermatitis atopik
  2. Dermatitis kontak
  3. Urtikaria papular
  4. Insect bite
  5. Eksim dishidrotik
  6. Pioderma
  7. Reaksi Id

Tatalaksana Non-Farmakologis

  1. Menjaga higiene individu dan lingkungan.
  2. Dekontaminasi pakaian dan alas tidur dengan mencuci pada suhu 60°C atau disimpan dalam kantung plastik tertutup selama 1-2 minggu. Karpet, kasur, bantal, tempat duduk terbuat dari bahan busa atau berbulu perlu dijemur di bawah terik matahari setelah dilakukan penyedotan debu.

Tatalaksana Farmakologis

Prinsip: tata laksana menyeluruh meliputi penggunaan skabisida yang efektif untuk semua stadium Sarcoptes scabiei untuk pasien dan nara kontak secara serempak, menjaga higiene, serta penanganan/kontrol tungau yang tepat. Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai berikut:

  • Topikal
    • Krim permetrin 5% dioleskan pada seluruh tubuh selama 8–14 jam kemudian bilas. Ulang setelah 7 hari. Aman dalam kehamilan, menyusui, dan anak mulai usia 2 bulan.
    • Salep sulfur 5-10%, dioleskan selama 8 jam, 3 malam berturut-turut.
    • Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada hari ke-1,2,3, dan 8
    • Losio benzil benzoat 10% dioleskan selama 24 jam penuh. Aman dalam kehamilan.
  • Sistemik
    • Antihistamin sedatif (oral) untuk mengurangi gatal.
    • Bila infeksi sekunder dapat ditambah antibiotik sistemik.

Medikametosa pada Skabies Krustosa :

  1. Skabisida topikal (permethrin 5% krim atau losio benzil benzoate 25%) diulang setiap hari selama 7 hari kemudian 2x setiap minggu hingga sembuh.
  2. Ivermectin oral 200 mikrogram / kg pada hari 1, 2 dan 8. Untuk kasus yang berat (berdasarkan pada tungau hidup yang persisten pada kerokan kulit kunjungan berikutnya) penambahan Ivermectin mungkin diperlukan pada hari ke 9 dan 15 atau pada hari ke 9, 15, 22 dan 29. Tidak boleh pada anak-anak dengan berat kurang dari 15 kg, wanita hamil dan menyusui.

Edukasi

  1. Menjaga higiene perorangan dan lingkungan.
  2. Pemakaian obat secara benar dan kepada seluruh orang yang kontak secara serempak.

Referensi

  1. Danarti, R., Budiyanto, A., Pudjiati, S.R., Siswati, A.S., Febriana, S.A., Rayinda, T. 2020. Clinical Decision Making Series: Dermatologi dan Venerologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  2. Menaldi, S.L., Bramono, K., Indriatmi, W. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
  3. PERDOSKI. 2021. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Dermatologi dan Venerologi Indonesia. Jakarta: PERDOSKI.
  4. Kang S, & Amagai M, & Bruckner A.L., & Enk A.H., & Margolis D.J., & McMichael A.J., & Orringer J.S.(Eds.). 2019. Fitzpatrick's Dermatology, 9e. McGraw Hill.
Customer Support umeds