Creeping Eruption

Kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul, dan progresif, akibat invasi larva cacing tambang (nematoda).

Definisi

Kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul, dan progresif, akibat invasi larva cacing tambang (nematoda). Nama lain dari penyakit ini yaitu cutaneous larva migrans.

Etiologi

  • Penyebab: Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum, Uncinaria stenocephala, Bunostomum phlebotomum.
  • Paling umum ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama Amerika Serikat bagian Tenggara, Karibia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, India, dan Asia Tenggara.
  • Infeksi terjadi jika kontak dengan pasir atau tanah yang terkontaminasi kotoran hewan.

Patofisiologi

Larva cacing hookworm (Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum, Uncinaria stenocephala, Bunostomum phlebotomum) melakukan penetrasi ke kulit dan berjalan-jalan sepanjang taut dermo-epidermal. Gejala pada kulit mulai muncul dalam beebrapa jam atau hari setelah penetrasi.

 

Penegakan Diagnosis

Anamnesis

  • Gatal pada kaki, tangan, bokong, atau perut.
  • Riwayat berjalan tanpa alas kaki.
  • Sering berkontak dengan tanah atau pasir.

Pemeriksaan Fisik

  • Lesi kulit umumnya muncul dalam 1-5 hari setelah pajanan berupa plak eritematosa, vesikular berbentuk linear dan serpiginosa. Lebar lesi sekitar 3 mm dengan panjang 15-20 cm. Lesi dapat tunggal atau multipel yang terasa gatal bahkan nyeri.

  • Predileksi infeksi ini pada kaki, tangan, perut, dan bokong.
  • Pada beberapa pasien dapat disertai dengan wheezing, urtikaria, dan batuk kering → akibat reaksi inflamasi eosinofilik
  • Folliculitis hookworm berupa 20 hingga 100 papula dan pustula eosinofilik disertai gambaran erupsi merayap.

Pemeriksaan Penunjang

  • Biopsi (jika Folliculitis hookworm tanpa disertai gambaran erupsi merayap) menunjukkan gambaran larva terperangkap di dalam kanal folikel, stratum corneum, atau dermis, bersama dengan infiltrat eosinofilik inflamasi. 
  • Kerokan kulit pada Folliculitis hookworm memberikan gambaran larva hidup dan mati ketika diperiksa dengan mikroskop cahaya beserta minyak mineral.

Diagnosis Banding

  • Infestasi parasit lain (Strongyloides stercorali, skabies, loiasis, myiasis, schistosomiasis)
  • Tinea corporis
  • Dermatitis kontak

Tatalaksana

Non Medikamentosa

Tetap menjaga kebersihan kulit dengan mandi 2 kali sehari dengan sabun.

Medikamentosa

Prinsip: mematikan larva cacing.

  • Albendazol PO 1x400 mg, dosis tunggal, selama 3-7 hari berturut-turut
  • Tiabendazol PO 25-50 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis, selama 2-5 hari berturut-turut (dosis maksimum 3g/hari)
  • Ivermektin PO 1x200 mg, dosis tunggal, dapat diulang setelah 1-2 minggu bila terapi awal gagal. Sebaiknya tidak diberikan pada anak berusia <5 tahun atau BB <15 kg.

 

Edukasi

  1. Pada tempat endemik, gunakan pelindung berupa sepatu atau sandal.
  2. Tidak duduk langsung di atas pasir/tanah atau alas yang terbuat dari bahan yang tipis.
  3. Gunakan matras atau kursi sebagai alas duduk.

Referensi

  1. Danarti, R., Budiyanto, A., Pudjiati, S.R., Siswati, A.S., Febriana, S.A., Rayinda, T. 2020. Clinical Decision Making Series: Dermatologi dan Venerologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  2. Menaldi, S.L., Bramono, K., Indriatmi, W. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
  3. PERDOSKI. 2021. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Dermatologi dan Venerologi Indonesia. Jakarta: PERDOSKI.
  4. Kang S, & Amagai M, & Bruckner A.L., & Enk A.H., & Margolis D.J., & McMichael A.J., & Orringer J.S.(Eds.). 2019. Fitzpatrick's Dermatology, 9e. McGraw Hill.
Customer Support umeds