Tahu ga sih, Syncope merupakan kegawatdaruratan medis yang sering terjadi pada tindakan perawatan gigi? Maka dari itu, kita perlu tahu bagaimana langkah penanganannya agar tepat, aman dan sistematis. Yuk, kita kupas tuntas penanganan syncope!
Syncope? Penyebabnya Apa?
Syncope merupakan kehilangan kesadaran secara tiba-tiba dan sementara. Singkatnya syncope adalah pingsan. Secara fisiologis syncope terjadi karena penurunan fungsi serebral otak akibat gangguan sirkulasi darah atau perubahan metabolisme. Saat perawatan gigi, syncope dapat terjadi akibat faktor psikogenik, seperti kecemasan dan rasa takut terhadap tindakan perawatan, maupun faktor non psikogenik, seperti hipoglikemia, perubahan posisi tubuh secara mendadak, dan paparan panas.
Tanda dan Gejala
Syncope juga terbagi menjadi 3 tahapan:
Pre-syncope: Pasien merasakan mual, pusing, pucat, keringat dingin dan kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki, serta peningkatan denyut nadi. Tanda dan gejala ini dapat dihentikan dengan menempatkan pasien dalam posisi Trendelenburg.
Syncope: Otot lemas, kesadaran terganggu, pucat, denyut nadi melemah dan pernapasan pendek. Tanda dan gejala ini berlangsung selama 5 menit.
Post-syncope: Pasien bangun, tekanan darah dan denyut nadi kembali normal, tubuh masih terasa lemas dan disorientasi. Pasien saat tahapan ini, harus tetap berbaring telentang dan istirahat cukup lama untuk cegah syncope berikutnya.
Ringkasnya, tanda dan gejala syncope antara lain, kepala terasa pusing atau ringan, cemas, pucat, berkeringat, denyut nadi melambat, tekanan darah menurun, mual, dan kehilangan kesadaran.
Langkah Penanganan Syncope
Perawatan harus dihentikan
Posisikan pasien dalam posisi Trendelenburg (kepala lebih rendah dari kaki). Untuk ibu hamil, miringkan badan ke sisi kiri
Buka jalan napas, longgarkan pakaian pasien dan cek respon pasien
Berikan oksigen
Hancurkan kapsul amonia (jika pasien tidak segera bangun) dan letakkan di bawah hidung pasien
Pantau tanda vital pasien: tekanan darah, denyut nadi, pernapasan
Pasien yang mengalami syncope, akan sadar kembali dalam waktu 5 menit
Saat pasien sadar, pertahankan pasien dalam posisi terlentang selama 10 menit
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Tanyakan kepada pasien tentang riwayat kesehatan dan riwayat pingsan sebelumnya. memastikan pasien cukup hidrasi dan lingkungan yang tenang serta pemberian obat pra-perawatan.
Jangan lupa download aplikasi UMEDS di App Store & Playstore buat akses berbagai fitur belajar seru seputar kedokteran gigi!
Sumber:
Darby, M.L. 2012. Mosby’s Comprehensive Review of Dental Hygiene. Elsevier Mosby.
Darby, M.L., & Walsh, M.M. 2014. Dental hygiene : theory and practice. Elsevier Health Science.
Kanupriya, D. G. S., RudhraKoul, S. M., & Kirti, A. M. 2024. Management of medical emergencies in dental office-a review article. International Journal of Research and Review, 11(8).
Shukoor K. 2025. What Is The Most Common Emergency In Dental Practice?. DC Implant & Cosmetic Dentistry. https://www.dc-dentistry.com/what-is-the-most-common-emergency-in-dental-practice
Wilkins, E.M. 2016. Clinical Practice of Dental Hygienist. LWW.

