Kupas Tuntas Anatomical Landmark Sefalometri

Dani Laulea Fitri
Published on

Ngerjain analisis sefalometri udah kayak Zoom challenge-nya Jessi? Udah di zoom-in, zoom-out tapi titiknya masih ga ketemu-ketemu? Yuk review dulu materinya di artikel ini ya!

 

Landmark anatomis sefalometri digunakan untuk mewakili struktur anatomi cranium yang sebenarnya. Landmark yang digunakan harus memenuhi kriteria : 

  1. Harus mudah dilihat dalam radiograf 
  2. Harus seragam dalam outline dan bisa dibuat ulang 
  3. Harus menghasilkan pengukuran kuantitatif yang valid dari garis dan sudut yang diproyeksikan

 

Landmark dalam sefalometri dapat diklasifikasikan sebagai landmark jaringan keras dan jaringan lunak. Analisis yang umum digunakan dalam sefalometri ada analisis Steiner, analisis Downs dan analisis Tweed.

 

  1. Menentukan titik anatominya.

Ada 19 titik yang diperlukan untuk analisis sefalometri. Beberapa titiknya yaitu :

  • Sella (S)

Cekungan pada os. sphenoid yang merupakan titik tengah dari sella turcica. Titik ini cukup mudah ditemukan.

  • Nasion (N)

Titik paling anterior pada sutura frontonasal. Kalau kesulitan menemukan nasion, titik cekung terdalam di pertemuan os. frontal dan os. nasal dapat digunakan sebagai gantinya.

  • Subspinale (A)

Titik tengah paling posterior pada premaksila. Dapat diidentifikasi dengan menelusuri outline akar gigi insisivus sentral maksila.

  • Supramentale (B)

Titik cekung terdalam pada permukaan anterior simfisis mandibula.

  • Porion (Po)

Titik paling atas pada tulang meatus auditorius eksternal. Lokasinya sejajar dengan kepala kondilus.

  • Orbital (Or)

Titik anterior paling inferior pada tepi orbita.

  • Gonion (Go)

Titik inferior paling posterior pada angulus mandibula.

  • Menton (Me)

Titik paling inferior pada simfisis mandibula.

  • Anterior Nasal Spine (ANS)

Titik pada tonjolan yang dibentuk oleh fusi tulang maksila dengan sutura intermaksila dan terletak di tepi bawah lubang hidung.

  • Posterior Nasal Spine (PNS)

Titik pada ujung posterior nasal spine rahang atas yang terletak tepat di bawah fisura pterygomaxillary.

Dan masih ada 9 titik lagi yang dibutuhkan untuk membuat landmark sefalometri. Untuk lebih lengkapnya bisa cek disini yaa : https://doi.org/10.1016/j.bspc.2021.102486

 

  1. Buat garis referensi

Garis referensi diambil dari titik-titik anatomi yang sudah dibuat tadi. 

  • Garis SN : Garis yang menghubungkan titik Sella (S) dengan Nasion (N), diambil untuk mewakili cranial base.
  • Frankfort plane : Garis yang menghubungkan Porion (Po) dan Orbital (Or).
  • Mandibular plane : Garis yang menghubungkan Gonion (Go) dan Menton (Me).
  • Maxillary plane : Garis yang menghubungkan anterior nasal spine (ANS) dengan posterior nasal spine (PNS).

 

  1. Analisis skeletal

Menurut Steiner, analisis sefalometri dibagi menjadi 3 bagian yaitu analisis skeletal, analisis dental dan analisis jaringan lunak. Berikut ini bidang yang dibutuhkan untuk analisis skeletal :

SNA

Sudut ini menunjukkan posisi relatif antero-posterior maksila dalam hubungannya dengan basis kranial.

Nilai rata-rata adalah 82°

- Nilai > 82° : Maksila prognatik (Kelas II) 

- Nilai < 82° : Maksila retrognatik (Kelas III)

SNB

Sudut ini menunjukkan posisi antero-posterior mandibula dalam hubungannya dengan basis kranial. 

Nilai rata-ratanya adalah 80°

- Nilai > 80° : Mandibula prognatik (Kelas III) 

- Nilai < 80° : Mandibula retrusif (Kelas II)

ANB

Sudut ini menunjukkan posisi relatif maksila dan mandibula satu sama lain. 

Nilai rata-rata adalah 2°

- Nilai > 2° : Kelas II skeletal

- Nilai < 2° hingga negatif : Kelas II skeletal

Mandibular plane angle

Sudut yang terbentuk antara garis SN dan bidang mandibula ( Go dan Gn). Sudut ini memberikan indikasi pola pertumbuhan individu. 

Nilai rata-rata adalah 32°

- Sudut yang lebih rendah : Wajah yang tumbuh secara horizontal

- Sudut yang besar : Wajah yang tumbuh secara vertikal

Occlusal plane angle

Sudut bidang oklusal terbentuk antara oklusal  plane dan garis SN.

Nilai rata-rata adalah 14,5°

Sudut ini menunjukkan hubungan bidang oklusal dengan kranial dan wajah. Juga menunjukkan pola pertumbuhan individu.

 

Nahh, gimana nih Ummabuddies? Udah inget lagi kan sama materi sefalometrinya? Kalo udah tau lokasi anatominya, dijamin gak bakalan zoom-in zoom-out lagi deh! Jangan lupa pantau materi yang lainnya di IG @Ummacademy ya..

 

Referensi :

  1. Juneja M, Garg P, Kaur R, Manocha P, Prateek, Batra S, et al. A review on cephalometric landmark detection techniques. Biomed Signal Process Control.2021;66(January):102486. https://doi.org/10.1016/j.bspc.2021.102486
  2. Mithcell L. Introduction to Orthodontics. 4th Edition. Oxford University Press; 2013. 311 p.
  3. Sundaresa Iyyer B. Orthodontics The Art and Science. 3rd Edition. Arya (Medi) Publishing House; 2003. 520 p.
Customer Support umeds